Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kampanye Perubahan Iklim, Sabar Gorky Siap Jajal Tebing Yosemite National Park

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Jumat, 09 Juni 2023, 10:20 WIB
Kampanye Perubahan Iklim, Sabar Gorky Siap Jajal Tebing Yosemite National Park
Pendaki tunadaksa, Sabar Gorky/Net
rmol news logo Sabar Gorky akan beraksi lagi pada pertengahan bulan Juni ini. Pendaki tunadaksa asal Solo itu akan melakukan ekspedisi panjat di kawasan Yosemite National Park, Amerika Serikat.

Kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabar Gorky yang kini berusia 55 tahun itu mengurai bahwa dirinya akan ditemani 5 atlet pemanjat dan pendaki selama ekspedisi. Ekspedisi digelar dalam rangka kampanye perubahan iklim.

“Aku satu bulan di sana, ada beberapa tebing yang harus dipanjat, ada yang 150 meter, 300 meter. Untuk kampanye (perubahan) iklim,” ujarnya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (9/6). 

Sabar juga menjelaskan bahwa dia berangkat berkat dua penyelenggara ekspedisi, yaitu Dilans Indonesia dan Indonesia Big Wall Expedition (Ibex). Dilans Indonesia merupakan organisasi komunitas di Bandung yang menangani kaum penyandang disabilitas dan lanjut usia. Sedangkan Ibex adalah organisasi yang menghimpun para penggemar olahraga panjat tebing.

Dalam tim tersebut, Sabar adalah satu-satunya penyandang disabilitas. Tim akan dipimpin Taru J, Wisnu, dengan tim pemanjat Freden Sembiring, Deden Wahyudin, Yogi Sugiantoro, Sabar Gorky, dan Iqbal Kamal. Sedangkan tim pendukung adalah Sofyan Arief Fesa dan Tatang.

Segenap persiapan teknis dan latihan telah dilakukan di Parang, Purwakarta, sehingga tim diyakini sudah dalam keadaan siap untuk melakukan ekspedisi.

“Peralatan pentingnya, ya tongkat seperti biasa mas, yang dibuat sendiri,” tutur Sabar Gorky.

Pendakian Sabar Gorky

Nama Sabar Gorky sudah malang melintang di dunia pendakian gunung. Dalam rangka mendobrak tanggapan miring orang kepadanya, Sabar memiliki tekad untuk mencapai tujuh puncak gunung tertinggi di setiap benua atau disebut Seven Summits.

Dalam ekspedisi yang diorganisir RMOL, Sabar berhasil menginjakkan kaki di tiga dari tujuh puncak dunia, yaitu Jayawijaya (Cartenz-Papua), Elbrus (Rusia) dan Kilimanjaro (Tanzania). Dia juga hampir meraih puncak Gunung Aconcagua di Argentina, hanya saja perjalanan dihentikan di ketinggian kurang dari 200 meter dari puncak, akibat cuaca buruk.

Sabar Gorky juga pernah memanjat tugu Monumen Nasional (Monas) untuk membuktikan bahwa kaum difabel bisa bekerja dan memiliki kemampuan yang tak kalah dari orang normal pada umumnya.
 
Namun demikian, beragam prestasi yang diraih Sabar Gorky bukan ujug-ujug datang. Dia memang hobi dan menekuni dunia panjat tebing serta pendakian gunung. Sabar, yang kakinya diamputasi akibat kecelakaan kereta di tahun 1990-an, juga sempat bekerja sebagai pembersih kaca gedung bertingkat. Dia bekerja tidak menggunakan gondola sebagai pijakan berdiri, melainkan bergelantung menggunakan tali pengaman layaknya pemanjat tebing.

Pada tahun 2009, Sabar Gorky juga sempat mengharumkan nama Indonesia dalam kompetisi panjat tebit tunadaksa se-Asia Tenggara di Korea Selatan. Dia berhasil menjadi juara. Adapun tambahan nama “Gorky” diterima dari seorang staf KBRI di Rusia, usai mendaki puncak Elbrus setinggi 5.642 mdpl pada tahun 2011. Gorky yang berarti 'pahit' merujuk kisah hidup tokoh klasik literatur Rusia dan Soviet. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA