Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kelangkaan Pupuk Bikin Hasil Panen Merosot, Petani di OKU Timur Pertimbangkan Berhenti Berkebun

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Kamis, 22 Desember 2022, 04:57 WIB
Kelangkaan Pupuk Bikin Hasil Panen Merosot, Petani di OKU Timur Pertimbangkan Berhenti Berkebun
Basuni (65), petani jagung di Desa Negeri Agung, Kecamatan BP Peliung, OKU Timur, Sumatera Selatan/RMOLSumsel
rmol news logo Kelangkaan pupuk yang terjadi di Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan, pada saat ini membuat petani jagung menjerit. Sebab, kelangkaan pupuk ini berimbas terhadap hasil panen yang menurun drastis.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Seperti yang dialami Basuni (65), petani jagung di Desa Negeri Agung, Kecamatan BP Peliung, OKU Timur. Pada musim tanam kali ini, dirinya mengaku terpaksa tidak menggunakan pupuk lantaran sulit didapat karena langka.

“Musim tanam kali ini, saya tidak menggunakan pupuk sama sekali. Bukan sengaja, tapi karena pupuknya tidak ada. Saya dan beberapa petani lain sudah keliling mencari ke penjual pupuk di Martapura dan BP Peliung, tapi semuanya kosong,” ujarnya, dikutip Kantor Berita RMOLSumsel, Rabu (21/12).

Akibat tidak diberi pupuk, kata Basumi, pertumbuhan jagung tidak normal dan membuat hasil panen berkurang hingga 50 persen.

“Saya menanam jagung di lahan seluas tiga hektar. Sebelumnya kalau diberi pupuk hasil panen bisa mencapai 20 ton. Sekarang hasilnya turun drastis, cuma sekitar 10 ton,” keluhnya.

Basumi mengaku pasrah dengan kondisi yang terjadi saat ini. Bahkan, dirinya sempat berpikir untuk berhenti menjadi petani jagung.

“Sudah ada beberapa petani di daerah ini yang berhenti menanam jagung. Kami harap pihak pemerintah terkait peduli dan pikirkan nasib petani. Kalau kondisinya terus begini, maka akan banyak masyarakat yang berhenti bertani,” katanya.

Kondisi serupa juga dialami Edi (67) petani asal Desa Pulau Negara, OKU Timur. Saat ini, ia mengaku bimbang mau meneruskan menanam jagung atau berhenti untuk sementara waktu. Sebab, hingga saat ini belum ada tanda-tanda pupuk urea beredar di pasaran.

“Takutnya ketika sudah melakukan penanaman pupuk masih tidak ada, bisa membuat pertumbuhannya jelek, jagungnya kerdil dan hasil panen pasti menurun. Makanya sekarang kita setop dulu berkebun jagung,” ungkapnya.

Dirinya juga berharap agar Pemerintah Kabupaten OKU Timur dapat secepatnya mengatasi kelangkaan pupuk yang kerap menghantui petani setiap musim tanam.

“Memang aneh, dari dulu setiap memasuki musim tanam, pupuk pasti langka. Kalau pun ada, pasti harganya mahal,” ujarnya.  rmol news logo article
EDITOR: AGUS DWI

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA