Temuan itu diungkapkan Kepala Dinsos Jabar, Dodo Suhendar dalam acara diskusi “Jabar Gaspol Tanggap Bencana, Cianjur Pulih,” di Hotel Citarum, Bandung, Selasa (6/12).
“Karena melimpah, ada juga istri RW yang menimbun bantuan, ini dinamika,” kata Dodo.
Bukan hanya itu, Dodo mengatakan bahwa ada juga sebagian masyarakat yang menolak tenda pengungsian di lokalisir. Menurutnya, mereka lebih memilih mendirikan tenda mandiri di sawah atau kebun.
"Mereka juga menolak diberi bantuan,” ujar Dodo seperti diberitakan Kantor Berita RMOLJabar, Selasa (6/12).
Temuan lainnya yang sampai ke Dinsos Jabar adalah adanya 450 pengungsi dari daerah terdampak eksodus ke daerah tidak terdampak. Hal itu terjadi pada pengungsi dari wilayah Cugenang ke Jamali.
“Ketika mereka eksodus kita bantu mereka, tapi warga di sana ada yang ikut mendirikan tenda dan jadi pengungsi, yang mampu pura-pura miskin untuk mendapat bantuan,” beber Dodo.
Oleh karena itu, pihaknya kini sudah menerjunkan tim layanan psikososial untuk mengurangi trauma para pengungsi. Kemudian, Dodo meminta bantuan yang berlimpah tidak dimanfaatkan pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk menimbun.
“Jangan ada yang menimbun, ini akan membuat informasi soal bantuan tidak merata muncul, kemarin sempat muncul juga fenomena warga mencegat bantuan,” ucapnya.
Ditambakan Dodo, manajemen logistik kebencanaan harus dikelola dengan baik dan tertata. Pasalnya, logistik masuk dari banyak pintu, namun pintu keluarnya juga banyak.
“Untung ada platform digital Pisodapur atau Pusat Informasi dan Koordinasi Gempa Cianjur yang dibuat Diskominfo,” jelasnya.
Data terakhir mencatat saat ini ada 114.683 warga mengungsi, sementara 42.033 rumah tercatat mengalami kerusakan.
Kendati demikian, Dodo mengklaim kondisi pengungsi korban gempa bumi Cianjur mulai tertata dengan baik. Terlebih saat ini sudah ada 14 dapur umum di 14 kecamatan yang terdampak gempa. Satu dapur umum bisa memasok 70.000 nasi bungkus per hari untuk pengungsi.
Menurut Dodo, kerja sosial makin ringan karena anggota Tagana dari berbagai wilayah di Indonesia sudah turun ke Cianjur sejak dua pekan lalu. Pasokan makanan juga disebutnya berlimpah.
BERITA TERKAIT: