Menurut Veronica, Kaesang merupakan contoh apropriasi budaya atau dalam literatur diartikan menggunakan budaya orang lain tanpa memahami atau menghormati budaya tersebut.
“Contoh textbook apropriasi budaya: @kaesangp ga pernah bicara soal penderitaan orang Papua, tau-tau pake pakaian adat Papua, secara asal-asalan pula,†kata Veronica melalui akun Twitternya, Senin (5/12).
Awalnya, Veronica mengomentari unggaha dari chief editor suarapapua, Arnold Belau yang mengkritik foto prewedding Kaesang dan Erina ini. Menurut Arnold, busana yang dikenakan Kaesang salah.
“Foto prewedding @kaesangp: Noken khas Wamena. Harusnya pake koteka. Bukan sali. Di Wamena sali biasanya hanya dipake oleh perempuan. Sali/cawat yang di foto itu khas pesisir pantai selatan (mimika we, Asmat, Merauke dan sekitarnya). Mungkin konsepnya yang penting Papua,†ujar Arnold Belau.
Kaesang Pangarep kini tengah bersiap menikahi kekasihnya Erina Gudono. Sejumlah rangkaian acara jelang acara akad nikah pun siap digelar keduanya dengan mengikuti rangkaian tradisi pernikahan adat Jawa. Hal itu diungkapkan Owner Wedding Organizer Pengantin Production, Dani Wigung kepada media belum lama ini.
Adapun acara resepsi pernikahan sendiri akan digelar pada Minggu (11/12) di Pura Mangkunegaran Solo Jawa Tengah.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Foto prewedding Kaesang Pangarep dan calon istrinya Erina Gudono yang mengenakan pakaian adat Papua dikritik oleh aktivis pro Papua Merdeka Veronica Koman. 
BERITA TERKAIT: