Bicara gerakan mahasiswa era 1990-an itu, tentu saja tidak terlepas dari Aliansi Demokrasi Rakyat (Aldera).
Gerakan besar prodemokrasi itu, berjuang bersama gerakan buruh, perempuan, agraria, lingkungan, masyarakat adat, dan gerakan demokrasi lainnya yang punya satu tujuan, meruntuhkan rezim otoriter dan korup bernama Orde Baru.
Nama Aldera diusulkan oleh Pius Lustrilanang, aktivis mahasiswa asal Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung yang gigih memperjuangkan demokrasi, keadilan, dan hak asasi manusia.
Untuk membedah lebih dalam gerakan Aldera, Universitas Parahyangan bakal menggelar "Kuliah Umum dan Bedah Buku Aldera" pada Rabu (7/12).
Kegiatan itu, akan digelar di Auditorium PPAG Universitas Katolik Parahyangan, Jalan Ciumbuleuit No 94, Kota Bandung, Jawa Barat, mulai pukul 13.00 WIB sampai 15.00 WIB.
Acara ini akan dibuka oleh Rektor Unpar, Mangadar Situmorang, kemudian pembahasan tentang gerakan mahasiswa oleh tiga narasumber yang merupakan pakar di bidangnya, yaitu Dekan FISIP Unpar, Pius Sugeng Prasetyo; Dekan Fakultas Hukum Unpar, Liona Nanang Supriatna, dan Ketua Jurusan Hubungan Internasional Unpar, Elisabeth A. S. Dewi.
Sebagai pembicara kunci dalam Kuliah Umum ini adalah Pius Lustrilanang. Sedangkan moderator adalah Vidaa Alatas.
Untuk 100 peserta pertama yang hadir akan mendapat gratis buku Aldera, Aldera, Potret Gerakan Politik kaum Muda 1993-1999. Peserta juga akan mendapat sertifikat elektronik dan disediakan makanan ringan.
Acara di Auditorium PPAG ini terbuka untuk mahasiswa dan umum termasuk insan media. Silakan mendaftar di
http://bit.ly/3F1sJiV.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: