Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Di Vatikan, PWKI Berikan Lima Hadiah Istimewa untuk Paus Fransiskus

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/diki-trianto-1'>DIKI TRIANTO</a>
LAPORAN: DIKI TRIANTO
  • Jumat, 18 November 2022, 07:49 WIB
rmol news logo Ada hadiah istimewa dan khusus yang diberikan Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) kepada Paus Fransiskus dalam audiensi umum di Basilica St, Petrus, Vatikan, Rabu (16/11) waktu setempat.

Setidaknya, ada lima hadiah istimewa yang diberikan untuk Paus, yakni lukisan dan patung Maria Bunda Segala Suku dari Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo; Gunungan Wayang Kulit dari Sri Sultan Hamengkubuwono X; Kain Batik Ceplok Mangkara Latar Kawung dari GKBRAy Adipati Paku Alam X; dan Buku Karya Rm. Sandro Peccati SX, misionaris Italia yang telah 60 tahun berkarya di Indonesia.

“Paus sangat mengagumi lukisan dan patung Maria Bunda Segala Suku yang berasal dari Kardinal Suharyo. Beliau menyatakan kekaguman filosofi dari Maria Bunda Segala Suku dengan mengatakan, oh... che belo artinya sungguh indahnya,“ ujar Rm Markus Solo Kewuta, penerjemah sekaligus satu-satunya pejabat Vatikan yang berasal dari Indonesia.

Kekaguman Paus terhadap lukisan Maria Bunda Segala Suku muncul ketika Rm Markus Solo menjelaskan bahwa Maria Bunda Segala Suku adalah Madona ala Indonesia yang merangkul kemajemukan di Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Paus Fransiskus juga memberkati satu lukisan yang sama untuk dikirim ke Mgr Ignatius Kardinal Suharyo untuk ditempatkan di Katedral.

Hadiah istimewa yang lain ada Gunungan Wayang Kulit dari Sri Sultan Hamengkuwono X dan kain batik Ceplok Mangkara Latar Kawung yang dibuat sendiri oleh GKBRAy Adipati Paku Alam X.

Kedua hadiah ini hadir sebagai hasil diskusi antara Thomas Sukawan Aribowo anggota delegasi dari Yogyakarta dan AM Putut Prabantoro terkait hadiah istimewa dan khusus bagi Paus Fransiskus. Pilihan jatuh untuk menghubungi raja dan adipati dari Yogyakarta tersebut.

Melalui cucu Sri Sultan Hamengkubuwono X, RM Gusti Lantika Marrel Suryokusumo, sebuah gunungan dari kulit sapi diberikan Sri Sultan Hamengkubuwono X kepada PWKI.

Gunungan memerupakan simbol alam semesta dan manusianya. Dalam pementasan wayang kulit, gunungan digunakan sebagai pembuka sebuah cerita sekaligus juga berfungsi sebagai simbol dari tanda-tanda alam terjadinya sebuah peristiwa besar.

PWKI juga membawa dua buah buku yang ditulis oleh Pastor Sandro Pecatti SX. Missionaris dari Italia ini pertama kali menginjak Indonesia pada 5 Februari 1961. Ia memiliki hobi kecil yakni melukis Wajah Tuhan di hati orang dan dengan gambar. Sandro Pecatti kemudian menjadi WNI pada tahun 1996.

Sehari sebelumnya, Delegasi PWKI ke Vatikan dengan difasilitasi oleh Rm Markus Solo SVD dan Lina Yanti Dilliane, Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Vatikan, mengadakan kunjungan resmi ke Kardinal Miguel Ayuso, Presiden Dikasteri Dialog Antar Agama, dan Kardinal Pietro Parolin, Sekretaris Negara Vatikan.

Pekan ini, PWKI mengadakan kunjungan resmi ke Vatikan dalam rangka mempromoasikan perdamaian dunia yang merupakan amanat Pembukaan UUD 1945 dan Dokumen Abu Dhabi tentang Human Fraternity for World Peace and Living Together - Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama.

Dokumen tersebut ditandatangani Paus Fransiskus dan Imam Besar Al Azhar Syekh Ahmed El Sayyeb di Abu Dhabi pada Februari 2019. Degelasi PWKI dipimpin oleh Mayong Suryolaksono sebagai Ketua Delegasi dan didampingi oleh penasihat dan sekaligus Pendiri PWKI, AM Putut Prabantoro. rmol news logo article
EDITOR: DIKI TRIANTO

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA