Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dewan Pers Gelar Seminar Bahas RUU KUHP demi Tegakkan Kebebasan Pers

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Rabu, 16 November 2022, 11:24 WIB
Dewan Pers Gelar Seminar Bahas RUU KUHP demi Tegakkan Kebebasan Pers
Seminar Dewan Pers membahas RUU KUHP di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan/RMOL
rmol news logo Dewan Pers menggelar Seminar Nasional dalam merespons tanggapan pemerintah atas masukan Dewan Pers terkait RUU KUHP di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (16/11).

Pantauan Kantor Berita Politik RMOL di lokasi, acara tersebut dihadiri oleh anggota Komisi III DPR RI M Nasir Djamil, akademisi hukum Herlambang P. Wiratraman, Ketua Komisi Hukum Dewan Pers Arif Zulkifli, Wina Armada Sukardi dari PWI, dan Herik Kurniawan dari IJTI.

Sedangkan Menko Polhukam Prof Mahfud MD hadir secara daring.

Seminar ini dilakukan untuk memberikan gambaran kepada pemerintah sekaligus upaya agar sejumlah pasal diformulasi ulang agar tidak terkesan melakukan kriminalisasi insan pers.

Akademisi hukum Herlambang P. Wiratraman menuturkan, pasal-pasal yang ada di dalam RUU KUHP terindikasi melakukan pelanggaran HAM bagi insan pers.

"Jauh di bawah standar hukum dan HAM ketika membatasi nama baik. Ini sangat mengancam kebebasan demokrasi,” ucap Herlambang.

Sementara itu, anggota Komisi III DPR RI Nasir Djamil menuturkan, ada dua suara di parlemen terkait RUU KUHP ini. Ada yang mendorong untuk segera disahkan, di sisi lain ada pula yang meminta untuk melakukan kajian ulang secara komprehensif.

"Karena itu, sekali lagi saya ingin menyampaikan bahwa masih ada waktu. Kita harus berangkat dari filosofi, hak dasar yang dimiiki warga negara,” imbuhnya.

Di sisi lain, Wina Armada Sukardi meminta agar pemerintah dan parlemen untuk mengkaji lebih dalam lagi RUU KUHP. Khususnya dalam pasal-pasal yang menyinggung insan pers, perlu dilakukan kajian lebih dalam lantaran pers memiliki ketetapan undang-undang sendiri.

"Tolonglah dikaji lebih dalam lagi, dan menjadi legacy para pembuat undang-undang, padahal substansinya ranjau-ranjau kebebasan pers,” tutupnya. rmol news logo article
EDITOR: DIKI TRIANTO

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA