Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kembali Erupsi, Masyarakat Diimbau Tidak Beraktivitas di Radius 13 KM dari Puncak Semeru

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Rabu, 09 November 2022, 21:59 WIB
Kembali Erupsi, Masyarakat Diimbau Tidak Beraktivitas di Radius 13 KM dari Puncak Semeru
Ilustrasi Semeru/Net
rmol news logo Gunung Semeru kembali memuntahkan abu vulkanik, para pukul 15.50 WIB, Rabu (9/11). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM meminta masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di sekitaran Gunung Semeru.

Berdasarkan data dari PVMBG Kementerian ESDM Gunung Semeru memuntahkan abu vulkanik setinggi 1.500 meter dari atas puncak gunung, erupsi terekam di seismograf PVMBG dengan amplitudo maksimum 30 mm, dengan durasi 0 detik mengarah ke timur laut berwarna putih hingga abu-abu.

PVMBG merekomendasikan masyarakat, pengunjung, atau wisatawan untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak atau pusat erupsi.

Masyarakat juga diimbau tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terkena perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.

Baik pengunjung, atau wisatawan diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius lima kilometer dari puncak Gunung Semeru karena rawan bahaya lemparan batu (panas).

PVMBG juga merekomendasikan untuk selalu mewaspadai potensi jatuhan awan panas, jatuhan lahar, dan lahar di sepanjang sungai atau lembah hulu dari puncak Gunung Semeru.

PVMBG memberi imbauan masyarakat waspada terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. serta potensi lahar pada sungai- sungai kecil yang merupakan anak sungai Besuk Kobokan.

Aktivitas Gunung Semeru terdapat di Kawah Jonggring Seloko yang terletak di sisi tenggara puncak Mahameru. Erupsi Gunung Semeru umumnya berupa letusan gunung berapi dan abu strombolian yang terjadi tiga hingga empat kali setiap jam.

Letusan tipe vulkanik ditandai dengan letusan eksplosif yang terkadang menghancurkan kubah dan lidah lava yang telah terbentuk sebelumnya.

Kemudian terjadi letusan tipe strombolian yang biasanya diikuti dengan pembentukan kubah dan lidah lava baru.

Pada saat letusan eksplosif biasanya diikuti oleh aliran awan panas yang mengalir ke lembah-lembah yang lebih rendah dan arah alirannya sesuai dengan pembukaan kawah dan lembah di Gunung Semeru.

"Arah pembukaan kawah Gunung Semeru saat ini adalah ke arah tenggara atau ke arah hulu Besuk Kembar, Besuk Bang, Besuk Kobokan,” demikian petugas PVMBG Gunung Semeru Mukdas lewat keterangannya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA