Mayong mengatakan, kunjungan resmi ke Vatikan menjadi yang pertama kali dilakukan paguyuban sejak didirikan tahun 2005. Tema yang diusung dalam kunjungan resmi ini yakni "Journalists and Human Fraternity - Wartawan dan Persaudaraan Sesama Manusia".
Menurut Mayong, wartawan atau media memiliki kekuatan untuk membangun dan mewujudkan perdamaian. Di mana tugas pokok media atau jurnalis adalah memberitakan kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan.
"Tidak peduli apa pun latar belakangnya, itu tugas pokok wartawan, jurnalis dan media," kata Mayong dalam keterangan tertulisnya, Rabu (2/11).
Rencana kunjungan ini pun mendapat apresiasi dari Uskup Agung Jakarta, Kardinal Suharyo yang saat menerima perwakilan delegasi PWKI di Jakarta, Selasa malam (1/11).
Kardinal Suharyo berpandangan, rencana PKWI ini tepat sebagai upaya menyuarakan perdamaian dan persaudaraan di tengah konflik dan perselisihan di berbagai belahan dunia.
Apalagi, kunjungan tersebut didasarkan pada amanat Pembukaan UUD 1945 tentang perdamaian dunia dan Dokumen Abu Dhabi yang ditandatangani pada Februari 2019 berjudul
The Document on Human Fraternity for World Peace and Living Together (persaudaraan manusia untuk perdamaian dunia dan hidup bersama.
Kardinal Suharyo lantas mengurai Dokumen Abu Dhabi yang ditandatangani Paus Fransiskus dan Imam Besar Al Azhar, Sheikh Ahmad al-Tayyeb pada 4 Februari 2019 di Uni Emirat Arab.
Dokumen Abu Dhabi, kata dia, harus memiliki pengaruh signifikan terhadap kondisi dunia saat ini. Perang Rusia dan Ukraina adalah bukti di mana dokumen tersebut belum berpengaruh secara signifikan.
“Pengaruh Dokumen Abu Dhabi belum seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, kalau ingin memperjuangkan itu dengan kunjungan ke Vatikan atau ke tempat-tempat lain, kalau pulang perjuangkan di sini juga ya (Indonesia),†tutur Kardinal Suharyo.
Semangat Dokumen Abu Dhabi, lanjutnya, perlu terus disosialisasikan karena realitasnya potensi-potensi konflik sangat besar di lapangan seperti di Negara Asia.
“Di India ada Hindu yang juga aliran keras, di Pakistan mirip-mirip dengan Indonesia. Di Myanmar ada rezim militer yang kejam betul," beber Kardinal Suharyo yang baru saja menghadiri pertemuan Konferensi Para Uskup Se-Asia di Thailand.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: