Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kesaksian Pramubakti MTSN 19 Jakarta saat Tembok Roboh dan 3 Siswa Meninggal Dunia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Jumat, 07 Oktober 2022, 01:52 WIB
Kesaksian Pramubakti MTSN 19 Jakarta saat Tembok Roboh dan 3 Siswa Meninggal Dunia
Polisi memasang Police line di MSTN 19 Jakarta lokasi robohnya tembok sekolah yang menewaskan 3 siswa/RMOL
rmol news logo Insiden robohnya tembok bangunan MTSN 19 Jakarta yang terletak di kawasan Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, pada Kamis (6/10) menyisakan kisah pilu bagi mereka yang menyaksikan langsung.

Sri Yatini, Pramubakti MTSN 19 Jakarta, yang berada di sekolah tersebut saat insiden memilukan itu terjadi, menceritakan kesaksiannya yang ia ketahui.

Ia bercerita tentang kronologis kejadian. Meskipun ia tidak tahu persis kapan hujan rintik turun hingga deras mengguyur dan volume air mulai naik. Pasalnya, pada pekan kemarin hujan deras pun mengakibatkan banjir. Tapi, tidak separah hari ini, hujan turun begitu derasnya.

“Di sudut sekolah saya berdiri supaya mantau anak-anak engak berenang, satu Minggu sebelumnya sekolah kami juga banjir. Dan sekarang makan korban,” ucap Sri sambil mengingat-ingat peristiwa pilu tersebut di lokasi.

Siang itu, ketika hujan rintik-rintik, Sri masih memantau kondisi area sekolah.

Ia tak menyangka pada hari ini hujan deras dan banjir bisa memakan korban jiwa. Pasalnya, hujan semakin deras, Sri sempat melihat beberapa siswa ada yang bermain air hujan di sudut kiri mengarah ke lapangan sekolah.

Ketika memantau tak ada masalah berarti yang terjadi. Para guru hingga karyawan sempat melarang siswa-siswa itu untuk bermain air hujan.

“Hujan deras besar anak-anak keluar di bagian, posisi sudut kiri sekolah kami, kalau hadap ke arah lapangan, sebelah kanan. Nah terus kami pantau, enggak ada masalah. Anak-anak berenang sudah dilarang guru karyawan, guru piket sudah larang keras,” kata Sri.

Melihat itu, Sri pun tak lagi berdiam diri di sudut sekolah. Ia langsung ke ruang Tata Usaha (TU) dengan tujuan menyelamatkan barang-barang sekolah di sana. Saat itu, volume air baru selutut orang dewasa.

Sesampainya di ruang TU dan menyelamatkan barang-barang sekolah, Sri terkaget lantaran volume air tiba-tiba naik seperti air bah hingga kaca ruangan pun pecah.

“Seperti di bawah kaki seperti terjadi gempa,” katanya.

Ternyata, belakangan Sri baru mengetahui kalau itu ternyata tembok yang roboh. Persis di belakang ruang guru.

“Saya gatau di belakang ruang guru terjadi tembok rubuh,” ujarnya terkaget.

Sri trauma saat tembok roboh. Ia dan para guru lainnya spontan berteriak “Allahu Akbar”. Sontak, ada guru yang spontan memecahkan kaca untuk meninjau getaran yang berpusat dari tembok yang roboh itu.   

“Saya duluan bersama guru akidah akhlak keluar, jadi guru keluar memecahkan kaca,” kata Sri.

Kejadian tembok roboh di area sekolah MTSN 19 Pondok Labu terjadi setelah hampir setengah jam lebih hujan deras mengguyur wilayah sekitar DKI Jakarta, atau tepatnya pada pukul 14.50 WIB.

Korban tiga siswa yang dinyatakan meninggal dunia di antaranya berinisial DA, DE, dan AD yang duduk di kelas 8.

Pantauan Kantor Berita Politik RMOL di lokasi sekitar pukul 22.00 WIB, persis di gerbang masuk MTsN 19 Jakarta dan masih terbentang kokoh spanduk Menteri Agama Yaqut dan Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta Cecep Khairul Anwar bertuliskan “Kompetisi Sains Madrasah 2022”.

Saat masuk ke dalam areal sekolah, terpantau sisa-sisa reruntuhan bangunan setelah banjir surut. Tampak pula bangunan sekolah berwarna hijau dan ada beberapa unit kendaraan mobil terparkir di depannya.

Sementara di sebelah kiri setelah memasuki gerbang sekolah, terlihat tembok pembatas sekolah dan tembok seperti panggung yang sudah runtuh dan terpasang garis pembatas polisi atau police line.

Sebelumnya, Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Ade Ary di lokasi mengatakan hingga kini masih fokus terhadap pengamanan aset milik sekolah dan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Dalam insiden yang terjadi sekitar pukul 14.30 WIB tersebut, tiga siswa kelas 8 meninggal dunia. Tembok yang roboh itu juga membuat luapan air membanjiri lingkungan MTSN 19 Jakarta.

"Saat ini kami fokus penanganan korban dulu dan pengamanan aset sekolah. Prioritas malam ini adalah mengamankan TKP dan mengamankan aset dan barang-barang di sekolah dan penyisiran di TKP," kata Ade di lokasi.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA