Kasudin SDA Kota Jakarta Timur, Wawan Kurniawan mengatakan, dua
rotary screen ini dibangun untuk mengatasi volume sampah saat hujan deras atau ada banjir kiriman dari Depok, Jawa Barat, yang masuk ke wilayah Jakarta Timur.
“Pembuatan saringan sampah ini sudah dikerjakan sejak 19 Juli dan targetnya pada akhir November mendatang tuntas. Saat ini, progresnya sekitar 50 persen dan di lapangan sedang dilakukan pembuatan dudukan saringan sampahnya," kata Wawan, Selasa (4/10).
Rotary Screen di saluran Phb (penghubung) Cawang Wika untuk menjaring sampah agar tidak masuk ke kali Cipinang. Begitu juga pintu air Dato Tonggara Kramat Jati, untuk membersihkan sampah yang terbawa arus di Kali Cipinang.
Nilai kontrak dua alat penyaring sampah ini mencapai Rp 9,9 miliar dari APBD 2022. Menurut Kepala Seksi Pengelolaan Sarana Sudin SDA Jakarta Timur, Ikhwan Maulani, proyek
rotary screen itu lebih tinggi nilai anggarannya pada mekaniknya, atau mesin penyaring sampahnya.
"Kalau
rotary screen-nya masih dalam proses perakitan di workshop. Sedangkan, di lokasi pemasangan masih dalam proses pembangunan, yakni pembuatan dudukan rotary,†terang Ikhwan.
Sistem kerja
rotary screen yakni menjaring semua sampah yang mengalir di sungai lalu kemudian diangkat ke atas permukaan air melalui konveyor, untuk dibawa menuju bak sampah yang disiapkan di pinggir kali. Sistem kerja
rotary screen, mirip seperti kincir air.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: