Dalam aksinya massa membawa spanduk, bendera dan berorasi di atas mobil komando. Massa berdiri tepat di depan Gedung Sapta Pesona dengan dibatasi oleh kawat berduri di Jalan Medan Merdeka Barat.
Setelah beberapa perwakilan massa menyampaikan orasi dari atas mobil komando, mereka lalu membakar ban mobil bekas di hadapan petugas polisi.
Api yang besar dengan kepulan asap hitam membuat barikade pagar yang berisi anggota polri mundur dan hanya tersisa pagar kawat berduri sebagai pemisah antara massa aksi dan polisi. Lima tuntutan dibacakan perwakilan massa aksi dari atas mobil komando.
Pertama, menuntut pemerintah RI berdaulat dalam mengambil sikap untuk membeli bbm dari negara produsen minyak termurah demi meringankan beban APBN.
Kedua, mendesak Presiden RI untuk tidak menaikkan harga BBM karena sangat menindas masyarakat. Ketiga, mendesak Presiden RI untuk memberantas pemburu rente BBM bersubsidi.
Keempat, mendesak presiden untuk mengevaluasi Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) karena tidak mampu menjalankan fungsi pengaturan dan pengawasan terhadap penyediaan dan pendistribusian BBM, yang membuat pemerintah menaikkan harga BBM.
Terakhir, mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memeriksa BPH Migas terkait adanya dugaan penyelewengan distribusi BBM bersubsidi yang tidak tepat sasaran.
Usai membacakan tuntutan tersebut, massa aksi pun secara perlahan meninggalkan lokasi. Selaras dengan bergeraknya massa aksi, petugas PPSU dan Polri membersihkan sisa ban yang dibakar.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: