Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Setiap Bagian Pakaian Adat Banten yang Dikenakan Wapres Saat Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Mengandung Banyak Makna

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Rabu, 17 Agustus 2022, 12:58 WIB
Setiap Bagian Pakaian Adat Banten yang Dikenakan Wapres Saat Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Mengandung Banyak Makna
Wakil Presiden RI, Maruf Amin, dan istri mengenakan setelan baju adat Banten saat menghadiri Upacara Peringatan HUT ke-77 RI/Ist
rmol news logo Pada Upacara peringatan HUT ke-77 Kemerdekaan RI di halaman Istana Merdeka Jakarta, Rabu (17/8), Wakil Presiden (Wapres) KH Maruf Amin, beserta istri Hj. Wury Maruf Amin memilih mengenakan pakaian adat dari Provinsi Banten. Ada sejumlah makna dalam baju adat yang dikenakan Wapres dan istri.
 
Tiba di Istana Merdeka sekitar pukul 09.45 WIB, orang nomor dua di Indonesia itu tampak elegan mengenakan pakaian adat tanah kelahirannya. Terdiri dari Iket Lomar bermotif Tapak Kebo, Baju Dalam putih berkerah tinggi, Jas Hitam bermotif daun Hanjuang emas, Kain Samping bermotif serupa iket, serta celana dan sepatu hitam.

Sementara, Wury Maruf Amin juga tampak anggun mengenakan kebaya putih dipadu kerudung hitam berbalut putih, serta selendang dan bawahan hitam bermotif batik emas.

Pakaian adat Banten lengkap yang dikenakan Wapres itu memiliki arti filosofis di setiap bagiannya.

Pertama, Iket Lomar dengan motif Tapak Kebo atau Garuda Yaksa berwarna emas diambil dari suku Baduy. Motif Tapak Kebo atau Garuda Yaksa melambangkan kegigihan dalam bekerja.

Adapun warna emas melambangkan kedalaman hati, budi pekerti dan kecemerlangan pikiran dalam menatap masa depan. Selain itu, emas juga menjadi lambang kemewahan, kekayaan, dan kesetiaan. Serta merujuk pada makna kemakmuran, kesehatan, dan kegembiraan masyarakat Banten.

Kedua, Baju Dalam berwarna putih dengan kerah tinggi (seperti baju Koko) melambangkan religiusitas dan kebhinekaan masyarakat Banten. Warna putihnya sendiri melambangkan kesucian, keikhlasan, kebersihan, dan ketepatan.

Sementara kancing bulat di baju ini melambangkan kebulatan tekad dalam berkarya melaksanakan tugas dan kewajiban.

Ketiga, Jas Hitam bermotif Daun Hanjuang (cordyline fruticosa) berwarna emas melambangkan ketangguhan masyarakat Banten dalam bertahan hidup. Warna hitam di jas ini melambangkan kekuatan, keanggunan, keteguhan, kecanggihan dan ketenangan masyarakat.

Sedangkan Daun Hanjuang melambangkan perjuangan, sebab tanaman monokotil ini dapat hidup di mana saja dan sering dipakai sebagai tanaman pembatas atau tanaman pelindung, baik di perkebunan, ladang, atau sawah penduduk.

Keempat, Samping atau kain pinggang dengan motif serupa dengan iket melambangkan kondisi Banten yang gemah ripah loh jinawi. Kain ini juga melambangkan masyarakat Banten yang mampu mengencangkan perut atau hidup dalam kesederhanaan.

Kelima, Celana Hitam Polos yang dirangkap dengan kain melambangkan keserumpunan Banten dengan bangsa Melayu.

Pada momen peringatan hari kemerdekaan ini, Maruf Amin pun sempat memberikan ucapan selamat dan menyampaikan pesan kepada segenap bangsa Indonesia untuk semakin merapatkan persatuan agar menjadi lebih kuat dan mampu mengatasi berbagai tantangan krisis yang mengancam.

“Saya mengajak seluruh elemen bangsa untuk merapatkan persatuan, bersinergi dalam kerja nyata agar Indonesia tercinta segera pulih dari dampak krisis dan bangkit menjadi negara yang lebih kuat,” ucap Maruf Amin. rmol news logo article
EDITOR: AGUS DWI

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA