Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Hadapi Puncak Armuzna Tim Kesehatan Haji Siapkan 782 Nakes, 48 di Antaranya Dokter Spesialis

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Kamis, 30 Juni 2022, 05:43 WIB
Hadapi Puncak Armuzna Tim Kesehatan Haji Siapkan 782 Nakes, 48 di Antaranya Dokter Spesialis
Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji, Budi Sylvana/Ist
rmol news logo Menjelang puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna),
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa
Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) mulai memfokuskan seluruh tenaga kesehatan yang dimiliki.

“Seluruh tenaga kita fokuskan di Armuzna, yang dari Madinah juga sudah ada di Makkah,” ujar Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji, Budi Sylvana, kepada wartawan ketika ditemui di KKHI, Rabu (29/6).

Rencananya, sebanyak 782 orang tenaga kesehatan akan diturunkan untuk menghadapi Armuzna. Terdiri dari 48 dokter spesialis, 67 dokter umum, serta ratusan perawat.

Dokter spesialis yang diterjunkan di antaranya spesialis jantung, spesialis paru, spesialis penyakit dalam, anastesi, bedah ortopedi, kulit dan kelamin, mata, dan spesialis jiwa.

“Tenaga dokter dan perawat InsyaAllah sudah siap. Obat-obatan juga mencukupi untuk puncak Armuzna,” tambahnya.

Saat puncak haji, KKHI juga akan mulai mencoba rompi penurun panas atau Carbon Cool. Rompi ini didesain khusus untuk jemaah yang mengalami heat stroke akibat udara yang cukup panas.

“Di Indonesia ini pernah diuji coba dan berhasil. Nanti akan kita coba apakah efektif untuk jemaah heat stroke,” kata Budi.

Menjelang puncak haji, KKHI juga melakukan sceening khusus bagi jemaah dengan risiko tinggi. Mereka didata di kloter dan sektor.

Jika risiko tinggi dengan komorbid, jemaah akan dijemput untuk dilakukan medical check up di KKHI.

“Sudah 500-an jemaah yang kita screening,” ujarnya.

Jika medical check up menunjukkan jemaah tidak memungkinkan ikut Armuzna, maka KKHI akan mengusulkan agar yang bersangkutan ikut program safari wukuf.

“Jemaah yang tidak memenuhi syarat nanti disafariwukufkan, naik bus wukuf di Arafah 1-2 jam dan dikembalikan di KKHI untuk dirawat kembali. Prinsipnya keselamatan jemaah prioritas dengan tidak mengesampingkan rukun hajinya,” paparnya.

Data di KKHI, jemaah yang dirawat mayoritas menderita kardiovaskular atau terdapat gangguan pada jantung dan pembuluh darah.

“Penyakit paling banyak diderita jemaah adalah kardiovaskular. Awalnya diprediksi penyakit paru, ternyata kardiovaskular, yakni jantung. Angkanya cukup banyak bahkan dari 14 yang meninggal 13 terkait kardiovaskular,” terang Budi.

Sementara itu, Kepala Seksi Kesehatan Haji Indonesia, M Imran mengatakan, hingga saat ini KKHI telah merawat 731 kasus rawat jalan dan 200 rawat inap.

“Sekarang ini 67 orang yang rawat inap. Paling banyak penyakit jantung karena memiliki riwayat jantung sebelumnya juga banyak yang diabetes dan hipertensi,” tuturnya.

Selain itu juga ada 6 jemaah yang sedang dirawat di tiga rumah sakit Arab Saudi, yakni Rumah Sakit An Nur, Rumah Sakit King Faisal, serta Rumah Sakit King Abdul Aziz.

Imran menambahkan, timnya juga sudah siap untuk menghadapi Armuzna. Obat-obatan, serta peralatan medis juga telah siap.

“Kami juga menyiapkan klinik utama di Arafah, yakni di tenda misi haji serta ada 4 klinik satelit di setiap maktab,” ujar Imran.

Selain itu, di Muzdalifah juga ada 10 pos kesehatan yang tersebar di maktab. Di Mina juga didirikan satu klinik utama.

“Kita juga punya 10 klinik mobile yang siaga di jamarat baik jalur atas maupun bawah,” tutup Imran. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA