Wakil Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB, KH Maman Imanulhaq merasa sedih atas berpulangnya almarhum. Ia begitu kehilangan sosok Kiai Dimyati yang juga merupakan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.
"Tentu ini sebuah kehilangan yang membuat kami sangat bersedih karena Indonesia membutuhkan sosok seperti beliau," kata Kiai Maman kepada wartawan, Sabtu (11/6).
Maman pun mengenang sosok Mbah Dim, begitu sapaan almarhum. Yang pertama, Mbah Dim adalah sosok yang begitu mencintai dan menekankan pentingnya ilmu pengetahuan.
Begitu banyak petuah, nasehat, atau butiran-butiran hikmah dari sumber-sumber ilmu agama yang terpercaya dari Mbah Dim. Hingga Mbah Dim, ujar Kiai Maman, sangat berhati-hati dalam berbicara sehingga bicaranya selalu tidak pernah terlepas dari sanad dan juga sumber terpercaya.
"Inilah yang sebenarnya yang hilang karena begitu banyak kini di antara kita bahkan tokoh publik yang berbicara tanpa sandaran keilmuan yang jelas," kata Maman.
Yang kedua, imbuh Anggota Komisi VIII DPR RI itu, Mbah Dim adalah orang yang selalu mengingatkan tentang pentingnya sejarah, ingatannya begitu luar biasa. Ia ingat detail bagaimana Islam disebarkan, bagaimana Indonesia didirikan. Mbah Dim begitu runut saat mengisahkan peristiwa itu, bahkan ia hapal betul nama orang per orang, tempat, dan juga waktu kejadian.
Yang terakhir, kata Maman mengenang, Mbah Dim adalah sosok yang sangat mengayomi, terutama kepada anak-anak muda. Sikapnya yang rendah hati namun penuh kharismatik menjadi panutan bagi semuanya.
"Sekali lagi bangsa Indonesia kehilangan sosok ulama besar yang kharismatik, sosok yang mengayomi seperti Mbah Dim," demikian Maman.
BERITA TERKAIT: