Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Takziah, Anwar Ibrahim Kenang Sosok Buya Syafii Maarif

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/idham-anhari-1'>IDHAM ANHARI</a>
LAPORAN: IDHAM ANHARI
  • Senin, 30 Mei 2022, 22:12 WIB
Takziah, Anwar Ibrahim Kenang Sosok Buya Syafii Maarif
Buya Syafii Maarif/Net
rmol news logo Mantan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim ikut menghadiri Takziah untuk Buya Syafii Maarif yang diselenggarakan PP Muhammadiyah secara virtual, pada Minggu (29/5).

Dalam kesempatan tersebut, Anwar sempat menceritakan sosok Buya Syafii yang dikenalnya dan memiliki kesan mendalam baginya. Dirinya pun mengungkapkan, kesempatan terakhir yang masih kuat dalam ingatan terjadi saat menghadiri sebuah acara di Kota Batu, Jawa Timur.

Yakni agenda 100 Tahun Kebangkitan Nasional yang dihadiri banyak tokoh bangsa.

“Saya bersama beliau dalam acara panjang sampai tengah malam di Kota Batu, Jawa Timur. Saya, Buya Syafii dan WS Rendra bersama dalam acara, mendengar sendiri kupasan Buya tentang islam, tantangan zaman dan beberapa paparan,” kata Anwar, dikutip dari laman resmi Muhammadiyah, Senin (30/5).

Saat itu, ungkap Anwar, mereka berusaha merumuskan pandangan Buya Syafii tentang politik dan pendekatan Islam yang sederhana. Salah satunya pendekatan-pendekatan Islam melalui budaya setempat dan tradisi dari masyarakat itu sendiri.

Ia kemudian merasa, apa yang Buya Syafii sampaikan bukan cuma mewakili Indonesia, tapi sesuai dengan alam melayu secara keseluruhan. Masih dalam lingkup Islam rahmatan lil alamin, tapi dapat pula disesuaikan kepada tuntutan zaman dan budaya setempat.

Buya Syafii memang cukup dikenali di Malaysia karena sempat bertugas sebagai Dosen Senior di Universitas Kebangsaan Malaysia sepanjang 1990-1994. Anwar pun mengaku bersyukur mendapat kesempatan mengenalnya.

“Saya sendiri beruntung mengenali beliau, mendapat imbauan dan limpahan ilmu dan pengalaman oleh beliau,” ujarnya seperti dikutip dari Republika.

Atas berpulangnya Buya, Anwar turut menyampaikan ungkapan duka cita kepada keluarga dan rekan-rekan, sahabat, handai umat dan rekan-rekan (agama) lain. Sebab, Buya senantiasa menekankan keragaman, kemajemukan atau masyarakat plural di Indonesia.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA