Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Prof Syaiful: Kajian Antropologi Makin Dibutuhkan di Tengah Perkembangan Era Digital

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Selasa, 17 Mei 2022, 14:51 WIB
Prof Syaiful: Kajian Antropologi Makin Dibutuhkan di Tengah Perkembangan Era Digital
Gurubesar UISI, Profesor Syaiful Anwar Matondang/Ist
rmol news logo Era digital sama sekali tidak akan membuat studi Antropologi menjadi ditinggalkan atau tertinggal.

Sebaliknya, di era digital seperti ini semakin membuktikan bahwa hasil-hasil kajian studi Antropologi sangat dibutuhkan untuk memprediksi kondisi sosial masyarakat di masa-masa mendatang.

Demikian disampaikan Profesor Syaiful Anwar Matondang saat menjadi bintang tamu podcast Humas UISU, Senin kemarin (16/5).

Prof. Syaiful merupakan salah satu Gurubesar UISU yang secara resmi menerima pengangkatan Profesor akhir April lalu setelah menerima Surat Keputusan Pengangkatan Guru Besar dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim melalui Kepala LLDikti Wilayah 1 Sumatera Utara Prof. Ibnu Hajar.

Hadir dalam kesempatan itu Ketua Umum Pengurus Yayasan UISU, Prof. Ismed Danial Nasution drg; Rektor UISU Dr. H. Yanhar Jamaluddin; Dekan FKIP UISU Prof. Hasrita Lubis; serta Dekan Fakultas Sastra UISU, Dr. H Purwanto Siwi.

Prof Saiful Anwar Matondang mendapat jenjang tertinggi yaitu melebihi 1.050 dengan rentang waktu 1,5 tahun. Prestasi yang telah dicapai yaitu memiliki 17 Jurnal Internasional yang 10 di antaranya menjadi penulis utama, 4 Scopus, penulis utama dalam 4 buku, serta penulis utama seminar prosiding internasional yang dimana semua berisi tentang bidang ilmu Antropologi Budaya.

“Antropologi adalah Ilmu yang mempelajari perilaku kelompok masyarakat, masyarakat ini kan misalnya tinggal di suatu tempat dan ada pranata sosial yang berdasarkan kesepakatan, musyawarah, mufakat atau dalam bahasa inggrisnya yaitu convention,”ujarnya.

Studi Antropologi, lanjutnya, mengkaji perilaku budaya dan masyarakat yang diikat oleh satu komunitas, jadi ada norma yang tidak tertulis biasanya.

Dia menegaskan bahwa Antropologi masih sangat relevan dengan perkembangan teknologi zaman sekarang karena transformasi budaya dan temuan teknologi informasi menyebabkan perubahan sosial dan perubahan budaya.

Menurutnya, Antropologi memiliki kemampuan untuk melihat bahwa keberlanjutan (sustainability) budaya silaturahmi itu masih kuat di masyarakat Indonesia.

“Tapi, medianya sudah berubah, dari media cetak menjadi media digital,” terangnya.

Prof. Syaiful bahwa meyakini hasil kajian analisis data dari studi Antropologi lebih akurat karena dapat dapat membuka tabir yang sebenarnya. Persoalannya, kata Prof. Syaiful, kajian dan penelitian Antropologi memakan waktu yang lama sehingga membutuhkan biaya yang besar.

Sebab itu, studi dan penelitian Antropologi jarang digunakan sekarang ini karena persoalan waktu yang lama dan dana besar tersebut.

Namun, untuk institusi dan perusahaan yang mapan masih tetap melakukan penelitian studi Antropologi untuk melihat kebiasaan dan kecenderungan prilaku masyarakat. Termasuk untuk mengetahui kecendrungan masyarakat untuk menggunakan suatu produk. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA