Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jaga Fenomena Penurunan Kasus Covid-19, BIN Gencar Vaksinasi di Papua Barat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Senin, 16 Mei 2022, 17:23 WIB
Jaga Fenomena Penurunan Kasus Covid-19, BIN Gencar Vaksinasi di Papua Barat
Badan Intelijen Negara Daerah (Binda) Papua Barat/Ist
rmol news logo Kesempatan libur panjang akhir pekan dimanfaatkan Badan Intelijen Negara Daerah (Binda) Papua Barat untuk terus melakukan percepatan vaksinasi Covid-19.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Vaksinasi yang digelar bekerjasama dengan berbagai instansi pemerintah daerah, dilangsungkan di 10 wilayah. Yakni, Kabupaten Manokwari, Kabupaten Manokwari Selatan, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Kaimana, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Fakfak, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Sorong, Kabupaten Teluk Wondama, dan Kota Sorong.

Kepala Binda Papua Barat, Brigjen TNI V. S. Bayu Sasetyo menjelaskan, selain sebagai upaya mitigasi Covid-19 pasca libur lebaran guna melanjutkan fenomena penurunan kasus Covid-19, vaksinasi adalah jalan terbaik untuk membentuk kekebalan komunal atau herd immunity.

“Program vaksinasi terus kita galakkan agar capaian vaksinasi di Papua Barat dapat maksimal dalam menyambut setiap rencana ke depan, salah satunya transisi menuju endemi ini,” kata Bayu dalam keterangannya, Senin (16/5).

Bayu optimistis, jika vaksinasi terus dilaksanakan setiap hari, maka dapat memenuhi total target masyarakat yang telah menerima vaksin. Terutama untuk vaksinasi dosis ketiga atau booster.

“Terselenggaranya vaksinasi tidak lepas dari sinergitas antar instansi di daerah seperti Polda Papua Barat, Kodam XVIII/Kasuari dan stakeholder kesehatan terkait. Seperti di Manokwari Selatan, Binda Papua Barat bekerjasama sama dengan RSUD Pratama Elia agar penjenguk masyarakat sakit juga terlindungi dengan vaksin Covid-19,” terangnya.

Menurutnya, kerja keras dan gotong royong masih diperlukan. Pasalnya, kewenangan untuk mengubah status pandemi menjadi endemi dimiliki oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), dengan merujuk setidaknya pada lima indikator.

Di antaranya angka laju penularan kurang dari 1 persen, positivity rate kurang dari 5 persen, tingkat perawatan rumah sakit kurang dari 5 persen, rasio angka kematian kurang dari 3 persen, dan PPKM berada pada transmisi lokal level tingkat 1.

“Kelima indikator tersebut juga harus terjadi dalam rentang waktu enam bulan,” tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA