"Sempat sebelum Ramadan itu Rp 50 ribu per kilogram untuk cabai keriting merah, bahkan lebih tinggi lagi pernah. Tapi sekarang pertengahan puasa anjlok banget, cuma Rp 15 ribu per kilogramnya," kata Agus, seorang tengkulak sayur mayur di kawasan Pasar Raya Salatiga, Jumat (15/4).
Agus yang mendapatkan "bahan baku" cabai dari petani kawasan Gunung Merbabu, Kopeng, dan Boyolali itu kini hanya bisa menghabiskan stok dagangannya saja. Untuk kembali mengambil barang baru, ia harus berpikir dua kali.
"Belum itungan ongkos, upah yang bantu masih jauh. Jadi, sementara setop dulu," ujarnya, dikutip
Kantor Berita RMOLJateng.
Seorang pedagang di kawasan Pasar Blauran Salatiga yang biasa disapa Yu Yem menyebut, ia masih menjual cabai meski harga merosot tajam karena kasihan terhadap pelanggannya.
"Pelanggan saya dari kalangan rumah makan. Meski untung cuma seribu rupiah ya tetap menjualnya," tuturnya.
Untuk harga cabai kriting merah, diakuinya paling anjlok dibandingkan cabai jenis lainnya. Cabe rawit merah atau biasa disebut cabe setan, satu kilogram masih dijual Rp 20 ribu.
Harga cabai mengalami penurunan setelah ketersediaannya di beberapa pasar tradisional melimpah. Selain itu, faktor cuaca ikut mempengaruhi harga cabai saat ini.
Dari sejumlah pedagang di beberapa pasar tradisional di Salatiga, rata-rata menyebutkan, memasuki pertengahan bulan Ramadhan beberapa harga bahan pokok seperti cabai akan turun dari harga sebelumnya.
"Seperti tradisi," sebut Sari, seorang pedagang di Salatiga.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: