"Suplai minyak goreng curah di DKI Jakarta sudah mencapai 155 persen dari kebutuhan. Artinya, sudah melebihi kebutuhan. Harusnya HET sudah bisa tercapai," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, usai melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke salah satu distributor di Pasar Cipete Jakarta, Kamis (14/4).
Menperin menerangkan, berdasarkan data dari Sistem Informasi Minyak Goreng Curah (SIMIRAH) hingga Kamis (14/4), terdapat 11 ribu pengecer, 400 distributor 1 (D1), dan 800 D2 di seluruh Indonesia.
Anomali ini juga terjadi di beberapa daerah lain di Indonesia. Di mana HET belum tercapai meski suplai telah mendekati angka kebutuhan nasional.
Untuk itu, Agus menyampaikan bahwa Kemenperin akan lebih memperketat pengawasan distribusi minyak goreng curah.
"Itu semua harus kami urai apa yang menjadi masalah. Dua targetnya, yaitu suplai tercukupi dan HET tercapai. Kalau suplainya mencukupi tapi HET tidak tercapai, tidak ada gunanya. Jadi, suplai harus mencukupi, HET tercapai," ujar Agus.
Menperin mengeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 8 Tahun 2022 Tentang Penyediaan Minyak Goreng Curah untuk Kebutuhan Masyarakat, Usaha Mikro, dan Usaha Kecil dalam Kerangka Pembiayaan oleh Badan Pengelola dana Perkebunan Kelapa Sawit.
Berdasarkan aturan tersebut, pemerintah menetapkan HET minyak goreng curah bersubsidi sebesar Rp 14 ribu per liter atau Rp 15.500 per kg di tangan konsumen.
Namun, dalam sidak Kemenperin di Pasar Cipete, Jakarta Selatan, ditemukan minyak goreng curah bersubsidi yang dijual dengan harga Rp 16 ribu-Rp 17 ribu per liter.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: