Prediksi ini disampaikan Dinas Kesehatan Kota Semarang yang juga telah memperkirakan kasus harian yang dihitung hingga Desember 2022.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam menuturkan, rata-rata kasus harian hingga Desember mulai dari nol sampai 24 kasus per harinya. Namun saat pascalibur Lebaran, ada kemungkinan jumlah kasus harian mengalami lonjakan.
Hakam menyampaikan, untuk kenaikan kasus kemungkinan akan dimulai pada akhir Mei hingga pertengahan Juni 2022 yang merupakan masa pascalibur Lebaran. Prediksi angka kasus pada bulan tersebut yakni kisaran 400-500 kasus.
"Kami punya angka prediksi akhir Mei-Juni nanti pascasatu bulan libur Idul Fitri ada kenaikan kasus. Ini harus kami cegah supaya angka terkonfirmasi bisa dikendalikan, termasuk angka kematian," kata Hakam, dikutip
Kantor Berita RMOLJateng, Rabu (6/4).
Upaya pencegahan lonjakan kasus yang kemungkinan terjadi pascalibur Lebaran adalah dengan terus melakukan edukasi terkait dengan protokol kesehatan. Bahkan pihaknya melakukan edukasi melalui petugas Puskesmas dan menghitung tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan di masyarakat di setiap Kelurahan.
Selain edukasi prokes, Dinkes juga terus melakukan percepatan vaksinasi. Hingga saat ini capaian vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 125 persen, sementara dosis kedua sudah 114 persen.
Namun untuk dosis ketiga atau booster masih di angka 39 persen. Pihaknya menargetkan hingga akhir bulan April capaian vaksinasi booster diharapkan sudah 50 persen.
"Semakin banyak yang dilakukan booster harapannya ketika ada gelombang kasus pada Mei bisa kami antisipasi jauh lebih bagus," ucapnya.
Lebih lanjut, Hakam menjelaskan jika vaksinasi bisa menekan angka kasus yang bergejala dan angka kematian. Hal ini terlihat dari gelombang ketiga kasus Covid-19 pada Februari yakni dengan 8.300-an kasus tapi hanya 75 yang meninggal.
Berbeda dengan gelombang pertama pada Juni 2021 di mana ada 24 ribu kasus dan gelombnag kedua pada Juli 2021 yang terdapat 15 ribu kasus, dengan total angka kematian mencapai 1.300.
"Angka kematian pada 2021 lalu lebih tinggi mengingat belum seluruhnya masyarakat mengikuti vaksinasi. Semakin ke sini, masih banyak yang terpapar tapi
mortality rate bisa kami tekan karena masyarakat sudah vaksin," paparnya.
Meski tidak melakukan perjalanan jauh atau mudik, masyarakat diimbau untuk tetap melakukan vaksinasi booster untuk mengantisipasi adanya lonjakan kasus pasca libur lebaran nanti.
"Semoga sehat. Seandainya terpapar, diharapkan tidak ada gejala atau gejala ringan," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: