Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kampanye “Kolaborasi” Didengungkan Pegiat Wastra, Penari, dan Pelukis saat Women’s March

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Rabu, 30 Maret 2022, 07:23 WIB
Kampanye “Kolaborasi” Didengungkan Pegiat Wastra, Penari, dan Pelukis saat Women’s March
Para penari saat menampilkan tarian lirilir/Net
rmol news logo Kampanye “kolaborasi” didengungkan para pegiat wastra, penari, seniman lukis, dan musisi dalam menyambut bulan Maret yang juga dikenal dengan istilah Women’s March, artinya bulan para perempuan untuk saling mendukung.

Pegiat wastra nusantara, Nury Sybli menjelaskan bahwa perempuan, batik, dan tari ibarat syair kitab kehidupan yang melekat di perempuan Indonesia.

Melalui tarian, orang menyampaikan harapan, doa perlindungan sekaligus penghiburan. Demikian juga pada batik, motif-motif yang dilukiskan pada kain. Lukisan itu tidak semata membentuk pola atau imajinasi, tetapi juga tuntutan hidup, pengingat serta doa bagi si pemakainya.

“Batik, bukan hanya merawat kehidupan manusia dari sejak bayi, tetapi juga memberi rasa aman, membawa doa, ketenangan jiwa, pemulihan hingga menjadi alat perdamaian,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (30/3).

Hal senada dikatakan Emma Wuryandari, salah satu pendiri Baik Batik yang juga guru tari sanggar Huma Rhumil.

Bergiat dalam seni itu tidak perlu sekat, tidak perlu dikotak-kotakan. Untuk itu, dia mengajak untuk bersinergi, berkolaborasi dalam semangat mencintai budaya, seni, dan Indonesia.

Para pegiat wastra memperagakan batik sebagai upaya mengajak generasi muda untuk turut melestarikan kain-kain tradisi atau wastra nusantara di Secret Garden Art Space Cinangka pada 27 Maret lalu.

Sedang para penari dari sanggar Huma Rhumil menampilkan tarian lirilir yang diiringi tembang dengan judul yang sama. Dicwaktu yang bersamaan, seniman lukis Damianus S.Wibowo membuat sketsa para penari secara langsung di lokasi kegiatan.

Tarian Lirilir ditampilkan oleh Emma bersama anak-anak muridnya sebagai pengingat dolanan bocah yang menjadi media dakwah bagi Sunan Kalijaga.

“Makna lagu ‘LirIlir’ ini kan ajakan bagi masyarakat untuk terus melakukan kebaikan. Jadi saya kira pas jika kita tampilkan sekarang sebagai upaya mengajak perempuan menjaga harmoni dalam kebaikan melalui gerak tari, berkain atau melukis,” paparnya.

Dia mengurai bahwa menari adalah salah satu bentuk ekspresi diri lewat gerak tubuh, sebagai ungkapan kegembiraan sekaligus mengasah harmoni antara pendengaran, motorik, dan ingatan.

“Bisa juga sebagai cara untuk memupuk kepercayaan diri. Dan tarian tradisi kita itu banyak sekali, semuanya indah dan luar biasa,” ujarnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA