Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Gencar Vaksinasi, Binda Kalteng Antisipasi Penyebaran "Omicron Siluman" di Bulan Ramadhan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Senin, 28 Maret 2022, 19:59 WIB
Gencar Vaksinasi, Binda Kalteng Antisipasi Penyebaran "Omicron Siluman" di Bulan Ramadhan
Kegiatan vaksinasi Badan Intelijen Negara Daerah Kalimantan Tengah/Ist
rmol news logo Kebijakan pemerintah yang mengizinkan masyarakat untuk mudik lebaran dan salat tarawih berjamaah di bulan puasa, menjadi atensi bagi Badan Intelijen Negara (BIN) untuk menguatkan imun masyarakat dengan akselerasi vaksinasi anti virus Covid-19.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Kepala BIN Daerah Kalimantan Tengah, Brigjen TNI Sinyo mengatakan, capaian target vaksinasi yang dilakukan jajarannya selama bulan Maret sudah menembus 116.008 dosis. Adapun vaksinasi dilaksanakan di 14 wilayah kota maupun kabupaten.

“Untuk bulan ini per 26 Maret kemarin, realisasi cakupan vaksinasi Covid-19 yang kami lakukan telah mencapai 116.008 orang atau 75 persen dari target bulanan 155 ribu dosis,” ujar Sinyo dalam keterangan tertulis, Senin (28/3).

Dikatakan Sinyo, upaya yang digencarkan jajarannya merupakan langkah preventif terhadap penyebaran subvarian Omicron BA.2 di bulan puasa. Subvarian ini lebih menular dan sulit dideteksi sehingga dijuluki "omicron siluman".

Mengingat mobilitas masyarakat yang diperkirakan meningkat lantaran adanya pelonggaran dan akan memberpanyak interaksi di ruang publik, maka kekebalan komunal harus diciptakan lewat vaksinasi.

“Kita menginginkan masyarakat muslim, termasuk di Kalteng, dapat menjalankan ibadah dan mudik di bulan Ramadan nanti dengan baik, tanpa rasa khawatir ancaman Covid-19," paparnya.

Selain itu, Sinyo mengatakan, vaksinasi juga bertujuan untuk melindungi masyarakat pengidap penyakit komorbid. Dengan begitu, risiko sakit parah dan kematian akibat Covid-19 dapat diminimalisir.

"Termasuk nanti yang akan kita kunjungi dan yang paling penting saat kita balik bukan berarti pemudik itu bebas dari komorbid, karena bisa saja pemudik kita tahu komorbid itu juga ada misalnya orang darah tinggi usia 40 seperti itu, nah itu yang kita jaga juga," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA