Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Harlah IPHI ke-32, Haji Ismet Hasan Putro : IPHI Tidak Bermazhab dan Sering Dianggap Komunitas Elitis

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Selasa, 22 Maret 2022, 16:21 WIB
Harlah IPHI ke-32, Haji Ismet Hasan Putro : IPHI Tidak Bermazhab dan Sering Dianggap Komunitas Elitis
Pembukaan Harlah IPHI ke-32/RMOL
rmol news logo Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) merayakan hari jadinya yang ke-32 tahun. Perkumpulan para alumni haji ini memiliki catatan sejarah yang panjang di Indonesia.

Begitu yang disampaikan Ketum PPHI Haji Ismet Hasan Putro dalam memberikan pidato pembukaan Harlah IPHI ke-32 di kawasan Matraman, Jakarta Pusat, Selasa (22/3).

“Sebagai perkumpulan para alumni haji dan juga calon jemaah haji ini merupakan jejak sejarah yang tentu punya banyak catatan panjangnya tentu telah banyak kontribusi yang diberikan untuk kehidupan umat dan kebangsaan kita,” ucap Haji Ismet di lokasi.

Dia mengatakan bahwa IPHI menyadari sebagai perkumpulan haji, berbeda dengan komunitas organisasi massa yang lainnya.

“Walaupun dalam batang tubuh IPHI itu banyak keragaman karena di IPHI praktis tidak ada dari NU tidak ada dari Muhammadiyah tidak ada dari Persis semua melebur menjadi alumni Haji,” katanya.

Meskipun banyak para alumni jemaah haji tergabung dalam IPHI tumbuh dan besar dalam perkumpulan organisasi massa Islam besar seperti NU, Muhammadiyah namun semua yang masuk dalam IPHI tidak berafiliasi dengan ormas apapun.

“Saya mengatakan bahwa praktis menjadi ormas Islam yang benar-benar tanpa mazhab yang benar-benar mengembangkan persaudaraan. Jadi dia benar-benar entitas untuk mempersiapkan bekal dan payung di padang mahsyar nanti,” katanya.

Dalam organisasi ini, kata Haji Ismet, tidak berpikir tentang hal-hal yang semata-mata terfokus pada duniawi semata namun lebih mengembangkan upaya-upaya untuk mencari bekal ke akhirat nanti.

"Sebagai entitas dan perkumpulan para alumni Haji sering dianggap komunitas elitis karena dia merupakan saringan dari hampir 180 juta masyarakat muslim di Indonesia relatif secara ekonomi memiliki tingkat kemapanan yang lebih dari rata-rata,” katanya.

“Mengapa? karena tidak mungkin orang bisa berangkat haji jika tanpa memiliki basis ekonomi yang memadai,” tutupnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA