Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bukan Salahkan Alam, Air Hujan Harus Dikendalikan agar Memberi Manfaat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Senin, 14 Maret 2022, 17:09 WIB
Bukan Salahkan Alam, Air Hujan Harus Dikendalikan agar Memberi Manfaat
Ketua Ikatan Sarjana Teknik Sipil (ISATSI) Aceh, Razuardi Ibrahim/RMOLAceh
rmol news logo Semua pihak diminta untuk berhenti mengambinghitamkan alam saat berbicara tentang banjir. Yang seharusnya diubah adalah cara penanganan banjir sehingga air hujan yang turun benar-benar memberi manfaat.

“Setop menyalahkan Allah Ta'ala. Kita punya akal dan diberikan kemampuan untuk berpikir. Hujan itu seharusnya menjadi rahmat, bukan bala,” ujar Ketua Ikatan Sarjana Teknik Sipil (ISATSI) Aceh, Razuardi Ibrahim, kepada Kantor Berita RMOLAceh, Senin (14/3).

Razuardi mengatakan, pemerintah seharusnya berpikir untuk mengubah cara menangani air hujan berdasarkan daerah aliras sungai. Termasuk mempertimbangkan jumlah air yang jatuh dari langit itu, daya serap bumi, jumlah terlimpas, dan jumlah air yang menguap.

Dipaparkan Razuardi, Aceh terbagi oleh banyak daerah aliran sungai. DAS bukan hanya sungai. Sungai adalah bagian terendah dari satu DAS. Di sepanjang pantai timur Aceh, terdapat beberapa sungai yang merepresentasikan DAS.

Krueng Aceh adalah daerah terendah dari DAS Kreung Aceh, Kreung Peusangan adalah daerah terendah dari DAS Peusangan, Krueng Jambo Aye sebagai bagian terendah dari DAS Jambo Aye dan Krueng Tamiang sebagai bagian terendah dari DAS Tamiang.

Penanganan banjir, lanjut Razuardi, seharusnya dilakukan berdasarkan DAS. Dia mencontohkan pengelolaan DAS Peusangan oleh 5 kabupaten dan kota yang dilintasi Krueng Peusangan. Yakni Aceh Tengah, Bener Meriah, Bireuen, Lhokseumawe, dan Aceh Utara.

Empat daerah ini membentuk satu forum, Forum DAS Kawasan Peusangan (FDKP). Forum ini mampu memecahkan sejumlah kendala administratif dalam pengelolaan sungai yang melintasi banyak kabupaten atau kota.

Forum ini membahas kawasan yang boleh digarap atau tetap menjadi hutan dengan pertimbangan daya tampung sungai. Daerah yang menjadi hulu sungai memastikan hutan di daerah itu tidak beralih fungsi menjadi perkebunan agar hujan yang turun dapat terserap tanah hutan.

Lantas, berdasarkan kajian dari forum-forum lokal di setiap DAS, dibangun titik pengendalian air limpasan hujan, yang tertampung di sungai, supaya tidak menerjang kawasan permukiman.

Saat ini, Forum Das Krueng Peusangan bekerja sama dengan Program Pascasarjana Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Universitas Al Muslim, Bireuen, untuk meneliti dan mengkaji penanganan pengendalian banjir yang tepat.

Pemerintah juga disarankan untuk lebih banyak mendengarkan saran dan kajian berdasarkan studi dan pengalaman dari orang-orang yang menetap di satu DAS.

Karena untuk mengendalikan banjir di setiap DAS, diperlukan cara yang berbeda-beda. Tergantung dari kondisi geografis suatu DAS dengan melibatkan orang-orang yang memahami DAS tersebut.

Peran forum-forum ini, kata Razuardi, lebih efektif ketimbang membangun proyek yang tidak menjawab permasalahan yang menyebabkan banjir. Air hujan harus dikendalikan agar memberikan manfaat. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA