Kenaikan harga ini, bukan hanya dikeluhkan kalangan konsumen. Tetapi juga menjadi beban tersendiri bagi pedagang daging sapi.
Martin Subakti, pedagang Pasar Cihapit, Kota Bandung, mengaku harus rela kehilangan pendapatan setidaknya Rp 7 juta dalam sebulan karena keikan harga daging sapi.
Kata Martin, harga daging potong dari pemasok mengalami kenaikan Rp 5 ribu. Dia memilih untuk tidak menaikkan harga jual daging potong di pasar karena takut kehilangan konsumen.
"Sekarang naik itu sudah Rp 5 ribu, kita hitung 20 kg saja sudah Rp 100 ribu saya kehilangan. Hitung aja sebulan sudah 3 juta hilang," kata Martin dikutip
Kantor Berita RMOLJabar, Minggu (27/2).
"Saya sehari biasa ngambil 60 sampai 70 kg, kalikan saja, sebulan Rp 3 juta hilang itu paling kecil, itu kan dari nilai 20 kg, kalau 50 kg sudah hilang Rp 7,5 juta," bebernya.
Martin tidak mengetahui secara persis sebab dari naiknya harga daging potong. Menurutnya, kenaikan harga daging potong biasa terjadi di bulan Ramadan hingga Lebaran.
"Biasanya Ramadan dan Lebaran, sekarang jauh hari sudah naik, naik awal Rp 3 ribu terus naik lagi dua ribu, sudah sebulan lah, biasnya nanti lebaran sampai 140 ribu," katanya.
Pedagang lainnya, Subakti yang telah 34 tahun berjualan daging potong itu mengatakan, harga daging potong bervariatif tergantung jenis daging.
"Harga normal Rp 113 ribu, daging itu variasi, daging untuk sop Rp 100 ribu, sengkel RP 120 ribu, sirloin Rp 140 ribu, tenderloin Rp 150 ribu," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: