Dikatakan Wihaji, aduan itu dia terima melalui layanan nomor WatshApp 081586029999 yang diluncurkan sejak April 2020. Setiap hari ada sekitar 50 hingga 200 curhatan.
"Isinya mulai dari keluhan layanan publik, orang tua tidak mampu bayar sekolah, orang sakit, kritikan, masukan, laporan pungli hingga caci maki," kata Wihaji dikutip
Kantor Berita RMOLJateng, Jumat (25/2).
Wihaji menyampaikan, program itu muncul karena pelayanan yang kurang cepat direspon Organisasi Perangkat Daerah. Ditambah, masyarakat zaman sekarang butuh saluran cepat serta direspon pengambil keputusan.
"Saya yakin, ke depan pelayanan tidak hanya sekadar yang bersifat publik. Tapi juga pelayanan publik yang bersifat personal," tuturnya.
Ia mengatakan, tidak masalah dengan berbagai bentuk kritik hingga caci maki. Sebab prinsipnya, curhatan itu merupakan suara rakyat yang harus didengarkan.
Lalu, juga ditindaklanjuti sesuai kemampuan dan kewenangan. Baginya, jabatannya merupakan amanah dari rakyat.
"Sudah banyak juga orang sakit dikunjungi. Bahkan jika memang butuh perawatan dirumah sakit, kita bawakan ambulan dan dibawa ke rumah sakit," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: