“Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi Aceh sebagai penghasil minyak sawit cukup tinggi di Indonesia,†kata anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh, Asrizal H. Asnawi, dikutip
Kantor Berita RMOLAceh, Senin (14/2).
Bagi Asnawai, sangat aneh jika daerah penghasil minyak sawit, tetapi cukup tinggi harga minyak goreng. Tepatnya, mencapai Rp 40 ribu per liter.
Dia menjelaskan, minyak sawit adalah produk turunan yang tidak begitu menjanjikan untuk diproduksi jadi minyak makan. Namun, lebih menguntungkan ke kosmetik atau jenis bahan kimia yang lain.
"Tetapi hari ini kita berharap pihak pengusaha-pengusaha itu tidaklah terlalu mengejar keuntungan, tetapi pikirkan juga ini masyarakat yang minyak goreng itu menjadi kebutuhan primer," tuturnya.
Menurutnya, harga minyak goreng yang melambung tinggi sangat membebani masyarakat. Karena minyak tersebut merupakan kebutuhan pokok rumah tangga.
Aswani menilai, salah satu faktor harga minyak goreng melambung tinggi karena turunnya angka panen sawit.
"Tetapi setrek-treknya, selama ini tidak sampai semahal ini harganya," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: