Pemilik Toko Cahaya Rezeky, Lusia mengatakan, suvenir yang dijualnya ini beragam mulai dari peralatan Imlek seperti lampion, angpao, lilin, dan lain sebagainya. Selain itu, pihaknya juga menjual perlengkapan untuk ibadah seperti dupa. Namun, hingga saat ini penjualan belum terlalu ramai dan masih tergolong sepi.
"Sepinya penjualan ini sejak pandemi Covid-19, karena adanya kebijakan dan pembatasan yang mempengaruhi euforia perayaan Imlek," katanya, dikutip
Kantor Berita RMOLSumsel.
Akibat penjualan menurun, omzetnya pun mengalami kemerosotan hingga mencapai 50 persen. Berbeda jauh saat sebelum pandemi. Meski demikian, kondisi ini sudah berangsur membaik dibandingkan tahun lalu yang menurun hingga 75 persen.
"Kami sudah menjual pernak-pernik ini sejak 20 tahun dan dua tahun terakhir ini memang sangat sulit dan sepi," terangnya.
Berdasarkan pantauan, sepinya peminat pernak-pernik Imlek ini juga terlihat di pusat perbelanjaan JM Group. Bahkan, meski harga ditawarkan untuk pernak-pernik diskon hingga 70 persen. Namun, tetap saja pengunjung terlihat sepi.
BERITA TERKAIT: