Salah seorang pengrajin tahu di Kampung Tahu Tinalan, Sulasih mengatakan, dirinya sempat terkejut saat berbelanja kedelai. Jika biasanya mendapatkan 3 ton kedelai, kini hanya bisa 2 ton dengan modal yang sama.
Dengan harga itu, Sulasih terpaksa sedikit menaikkan harga tahu buatannya. Dari yang Rp 22 ribu per bungkus 1si 10 biji tahu, menjadi Rp 23 ribu.
"Naik seribu, dari Rp 22 ribu menjadi Rp 23 ribu. Kalau memperkecil enggak bisa soalnya sudah ukurannya," kata Sulasih kepada
Kantor Berita RMOLJatim, Senin (17/1).
Ia menambahkan, selama ini dirinya memanfaatkan kedelai lokal dan impor sebagai bahan baku tahu. Sulasih sendiri membuat tahu kuning, tahu putih, dan aneka olahan tahu lainnya.
Ke depan, Sulasih berharap harga kedelai bisa turun. Sehingga ia kebingungan dalam menetapkan harga jual bagi konsumen.
"Kalau bisa harga diturunkan, terus dinormalkan," harap Sulasih.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Disperdagin Kota Kediri, Salim Darmawan mengatakan, pihaknya selama ini terus memantau perkembangan harga kedelai di pasaran. Menurut Salim, saat ini harga kedelai tetap stabil meski tergolong tinggi.
"Kenaikan harga kedelai sudah cukup lama terjadi. Seingat kami itu sudah sejak akhir tahun 2020," ujar Salim.
"Dan penyebabnya kurang lebih karena ketidakseimbangan pada rantai pasok global. Di mana permintaan kedelai dari China itu sangat tinggi. Supplier utamanya dari Amerika Serikat. Dan itu akhirnya menyebabkan kelangkaan di negara-negara lain," tutup Salim.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: