Terlebih, kemunculan kasus ini karena ada keluarga yang belum divaksin.
"Masa hari gini belum vaksin, kenapa? Apa yang ditakutkan dan dikhawatirkan?" ujar Hendi, sapaan akrabnya, dikutip
Kantor Berita RMOLJateng, Kamis (30/12).
Hendi menyebut, vaksinasi adalah satu satu pelindung diri dari paparan Covid-19 selain penerapan protokol kesehatan. Sehingga dirinya terus mengedukasi semua warga Kota Semarang mau segera melakukan vaksinasi, bagi yang belum mendapat vaksin, untuk melindungi diri dan lingkungan serta keluarga.
Hendi menambahkan, saat ini wilayah Jawa Tengah masuk dalam penerapan kebijakan micro lockdown dari Pemerintah Pusat, yang penerapannya mirip dengan PPKM Mikro. Untuk itu, Hendi meminta seluruh stakeholder hingga tingkat bawah melakukan edukasi dan sosialisasi micro lockdown kepada semua masyarakat.
"Kami ada teman-teman lurah, babinsa, babinkamtibmas, camat, semua jalan. Kami juga sering jalan-jalan ke tempat ramai, kami datangi, kenapa harus ramai-ramai," tuturnya.
Hendi mengingatkan kepada semua masyarakat jangan sampai Kota Semarang kembali mengulangi pengalaman ledakan kasus beberapa bulan lalu akibat tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan. Nantinya jika kasus kembali meledak maka pemerintah akan kembali menghentikan kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya.
"Maka perlu kerja keras bersama supaya kami dari pemerintah bisa membuat kebijakan yang melonggarkan aktivitas. Jadi, angka Covid-19 harus bagus, mengecil atau bahkan zero seperti kemarin," jelasnya.
Jika menginginkan kondisi ekonomi bisa kembali pulih, lanjutnya. maka angka kasus Covid-19 harus terus ditekan. Bahkan menurutnya angka pertumbuhan ekonomi di Semarang masih sangat kurang.
"Harusnya pertumbuhan ekonomi di Semarang itu di atas 6 persen," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: