Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Warga Meninggal Dunia Akibat Banjir Soppeng Sulawesi Selatan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Rabu, 08 Desember 2021, 15:23 WIB
Warga Meninggal Dunia Akibat Banjir Soppeng Sulawesi Selatan
Pemukiman warga di Soppeng, Sulawesi Selatan dilanda banjir/Repro
rmol news logo Intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan banjir di Soppeng, Sulawesi Selatan. Sejumlah warga terpaksa harus mengungsi karena sudah terdapat korban jiwa karena bencana ini.

Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menerangkan, banjir terjadi bukan hanya disebabkan intensitas hujan yang tinggi, tapi juga karena Sungai Cabue, Sungai Belo, dan Sungai Leworeng meluap pada Senin (6/12).

"Banjir ini mengakibatkan satu warga meninggal dunia dan satu warga dinyatakan hilang," ujar Abdul Muhari dalam keterangan tertuslisnya pada Rabu (8/12).

Abdul Muhari menuturkan, berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Soppeng mencatat sebanyak 5.786 KK terdampak, diantaranya dua rumah warga mengalami rusak berat dan 1 unit rumah rusak ringan.

Selain itu, dia juga menyebut banjir ini menggenangi beberapa wilayah di antaranya Kecamatan Lalabata, Kecamatan Ganra, Kecamatan Donri-Donri, Kecamatan Lilirilau, Kecamatan Citta, Kecamatan Marioriawa, dan Kecamatan liliriaja.

"Hasil pemantauan tim BPBD Kabupaten Soppeng, kondisi terkini banjir berangsur surut namun di Kecamatan Lilirilai dan Kecamatan Marioriawa masih terendam banjir dengan ketinggian 100 sentimeter. Kondisi ini membuat lokasi tersebut hanya bisa dilalui kendaraan roda empat," paparnya.

Meski begitu, Abdul Muhari memastikan BPBD Kabupaten Soppeng bersama tim gabungan berkoordinasi dengan unit terkait untuk segera terjun ke lapangan guna melakukan pendataan dan melakukan evakuasi warga terdampak.

"Untuk hasil kaji cepat dilapangan akan terus dilaporkan guna mendapatkan informasi terkini. Sementara itu, penanganan darurat juga segera dilakukan dengan mendirikan posko kesehatan dan dapur umum," katanya.

Banjir Kota Makassar, Sebanyak 1.603 Rumah Warga Terendam

Banjir juga melanda wilayah lain di Sulawesi Selatan yakni Kota Makassar. Sebanyak 1.603 rumah warga rerendam atas kejadian ini. Banjir terjadi setelah hujan deras turun di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Jeneberang dan Tallo pada Selasa (7/12) pukul 13.00 WITA.

BPBD Kota Makassar mencatat 6.412 jiwa terdampak kejadian ini. Adapun para warga terdampak tinggala di Kecamatan Tamalanrea, Kecamatan Biringkanaya, Kecamatan Panakukang, Kecamatan Manggala, Kecamatan Tamalate dan Kecamatan Rappocini.

Sementara itu, dilaporkan wilayah tersebut masih tergenang banjir dengan ketinggian muka air berkisar antara 30 - 100 sentimeter. Pembentukan posko kesehatan dan dapur umum juga telah digagas Dinsos, Dinkes dan PMI untuk mempercepat proses penanganan darurat.

Merujuk peringatan dini yang dikeluarkan BMKG hingga esok hari (9/12) wilayah Sulawesi Selatan berpotensi banjir dan waspada hujan sedang hingga lebat disertai angin kencang. Oleh karena itu, BNPB menghimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi bahaya hidrometeorologi.

Hasil pengkajian secara mendalam mengenai penyebab terjadinya risiko banjir, dapat dirumuskan dengan baik, sehingga dapat dibentuk upaya mitigasi jangka pendek dan jangka panjang. Salah satunya melalui kegiatan penanaman pohon. Upaya ini diharapkan dapat mengembalikan daya tangkap hujan yang optimal dan memperluas daerah resapan air dimasa yang akan datang. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA