“Jika kelompok ini tidak serius diatasi oleh pemerintah, maka akan terjadi efek yang sangat besar,†kata Al-Chaidar, dikutip
Kantor Berita RMOLAceh, Selasa (2/11).
Pernyataan ini disampaikan Al-Chaidar mengomentari penembakan yang menyebabkan kematian Komandan Tim BAIS Pidie, Kapten Abdul Majid, beberapa waktu lalu. Al-Chaidar memperkirakan kejadian itu disebabkan oleh upaya pengambilan senjata, oleh negara, yang gagal.
Kasus ini, tegas Al-Chaidar, tidak boleh dianggap sebagai peristiwa kriminal biasa. Terlebih, beberapa waktu lalu, di Aceh Timur juga terjadi perampokan menggunakan senjata api.
Menurut Al-Chaidar, seluruh peristiwa itu sangat terkait dengan kondisi di Aceh saat ini. Bisa jadi ada pihak-pihak yang tidak puas dengan kondisi perdamaian Aceh. Jika dibiarkan, hal ini akan memicu gangguan keamanan.
Praktik korupsi yang terus dipertontonkan di Aceh, sambungnya, juga dapat memicu ketidakpuasan pihak-pihak yang selama ini berharap mendapatkan keadilan di Serambi Mekkah. Al Chaidar menyarankan Pemerintah Aceh tidak lagi menghapus program pembangunan rumah untuk duafa serta bekas kombatan.
“Jadi supaya mereka (Pemerintah Aceh) paham, mereka bisa duduk di pemerintahan sekarang karena situasi Aceh yang sudah aman. Karena mantan kombatan sudah memberikan janji untuk berdamai, jadi harus dihargai bukan dilupakan, dan sibuk dengan korupsi serta memperkaya diri sendiri,†tutup Al Chaidar.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: