Kegiatan yang dilakukan oleh Pusat Litbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan dikhususkan menyasar tokoh agama dilakukan di Rembang, Jawa Tengah.
Kasubag TU Rizky Riyadu Taufiq Kemenag mengatakan pondok pesantren memiliki potensi pasar yang sangat besar. Realitas itu, kata Rizky sangat bermanfaat bagi umat Islam dan masyarakat luas.
"Selama ini pesantren telah mampu mandiri dalam membiayai operasional pesantren namun tetap memerlukan perhatian pemerintah melalui pemberdayaan ekonomi," demikian kata Rizky kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu malam (20/10).
Rizky mengatakan, berbagai upaya pemberdayaan ekonomi pesantren bisa dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, dukungan pelatihan, pendampingan, inkubasi dan dukungan teknis serta akses permodalan.
Meski demikian, Rizky memberi catatan bahwa bisnis yang dijalankan oleh pesantren atau tokoh agama perlu menyesuaikan dengan potensi dan segmentasi pasar.
Dengan cara itu, tambah Rizky, aktivitas kewirausahaan pesantren akan memberikan dampak penting bagi pembangunan ekonomi nasional.
"Mulai dari menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan nasional, menciptakan nilai tambah barang dan jasa, mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial, serta terciptanya ekonomi umat yang kokoh,†jelas Taufiq
Untuk terus menemukan bagaimana format yang tepat bagi pemberdayaan ekonomi pesantren, Rizky memastikan pihaknya akan terus melakukan riset yang basisnya adalah pondok pesantren.
“Melakukan riset pemberdayaan ekonomi berbasis pondok pesantren atau tokoh agama dan mendorong semangat kewirausahaan di kalangan santri maupun tokoh agama,†pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: