Rendahnya angka vaksinasi dinilai bisa menjadi kekhawatiran masyarakat akan terjadinya klaster Covid-19 di sekolah-sekolah.
"Jangan sampai kekhawatiran masyarakat yang sekarang muncul (jadi nyata) karena ada kejadian (klaster) di luar Jabar," kata Ketua DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Bandung, Rabu (29/9).
Menurutnya, Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan harus mampu membuat suatu strategi untuk dapat mengakselarasi vaksinasi remaja di Kota Bandung. Meski sejauh ini belum ada laporan adanya klaster sekolah di Kota Bandung.
"Sejauh ini belum ada laporan, aman-aman saja, karena kita tidak sekaligus. Pertama 300-an sekolah dulu, baru naik lagi. Jadi harus dikejar harus terus didorong," ungkap Tedy diberitakan
Kantor Berita RMOLJabar.
Selain itu, Tedy merespons positif terkait wacana Kementerian Kesehatan melakukan tes acak Covid-19 di instansi pendidikan. Kemenkes telah membuat skema pembiayaan Rp 515,5 miliar untuk kebutuhan testing yang dilakukan di sekolah-sekolah.
Menurutnya, tes acak tersebut perlu dilakukan di lokasi rawan terjadi klaster, termasuk di perkantoran, instansi pendidikan, hingga pasar tradisional. Secara teknis, Dinkes dan Disdik Kota Bandung dapat bersinergi dalam merumuskan strategi tes acak tersebut.
"Bisa dikatakan penting (tes acak), sebagai pencegahan dan deteksi dini. Kekhawatiran itu ada, tapi tidak besar selama prokes dijaga dengan ketat dan vaksin," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.