Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

27 Daerah di Jatim Level 1, Khofifah Ingatkan Warga Waspadai Potensi Gelombang Ketiga

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Senin, 27 September 2021, 15:07 WIB
27 Daerah di Jatim Level 1, Khofifah Ingatkan Warga Waspadai Potensi Gelombang Ketiga
Jumlah kabupaten/kota berada level 1 di Jatim dari semula 25 menjadi 27 Kabupaten/Kota/Ist
rmol news logo Berbagai upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersinergi dan bergotong royong dengan Forkopimda, Pemkab/Pemko, tenaga kesehatan (nakes), perguruan tinggi, media dan seluruh elemen masyarakat berbuah manis. Kini jumlah kota/kabupaten yang berstatus PPKM Level 1 menjadi 27 wilayah.

Berdasarkan asesmen situasi Covid-19 dari Kemenkes RI per 25 September 2021, yang dirilis 26 September 2021, jumlah daerah di Jatim yang masuk dalam level 1 mencapai 27 kabupaten/kota. Artinya sebanyak 71,05% kabupaten/kota di Jatim berada dalam level 1.

Adapun kabupaten/kota yang masuk dalam level 1 adalah Kabupaten Tuban, Situbondo, Sidoarjo, Sampang, Ponorogo,  Pasuruan, Pamekasan, Pacitan, Ngawi, Magetan, Madiun, Lumajang, Lamongan, Gresik, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, Kota Kediri, Kota Blitar, Kota Batu, Kota Surabaya, Kabupaten Kediri, Jombang, Jember, Bondowoso, Bojonegoro, Blitar, dan Banyuwangi.

Angka tersebut meningkat dari sebelumnya yang 25 kabupaten/kota per 23 September 2021.  Berdasarkan hasil asesmen level Kemenkes per 25 September 2021, jumlah bertambah menjadi 27 wilayah.

Adapun untuk level 2 di Jawa Timur kembali mengalami penurunan, dari 13 kabupetan/kota menjadi 11 kabupaten/kota mengacu pada assesment dari Kemenkes RI per 25 September 2021.

Dengan demikian sebanyak 28,95% kabupaten/kota berada pada level 2. Di antaranya, Kabupaten Tulungagung, Trenggalek, Sumenep, Probolinggo, Nganjuk, Mojokerto, Malang, Kota Probolinggo, Kota Malang, Kota Madiun, dan Kab Bangkalan.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pun menyampaikan terima kasih atas kerjasama dan gotong royong dari berbagai elemen strategis masyarakat. Keterlibatan forkopimda, pemkab/pemko, tenaga kesehatan (nakes), tokoh agama, tokoh masyarakat, perguruan tinggi, media, seluruh relawan dan masyarakat sangat penting untuk ikut serta mencegah dan mengendalikan penyebaran Covid-19 di Jatim.

"Alhamdulillah, atas ikhtiar, kerjasama dan doa kita semua, Provinsi Jatim kembali mendapatkan penambahan pada level 1. Sebanyak 27 kabupaten/kota atau 71,05% berada di level 1, 11 kabupaten/kota atau 28,95% level 2. Suasana seperti ini patut kita syukuri. Namun mohon tetap waspada dan diikuti dengan disiplin protokol kesehatan (prokes) serta percepatan vaksinasi ,” ujar orang nomor satu di Jatim ini di Makassar, Minggu malam (26/9).

Lebih lanjut disampaikan Khofifah, sesuai hasil assesmen dari Kemenkes RI, Jatim merupakan provinsi dengan kabupaten/kota level 1 terbanyak di Jawa-Bali yaitu 27 kabupaten/kota. Selanjutnya diikuti dengan DKI Jakarta sebanyak 2 kabupaten/kota (Kepulauan Seribu dan Jakarta Timur), Jawa Barat sebanyak 2 kabupaten/kota (Pangandaran dan Cianjur), Jawa Tengah 1 kabupaten/kota (Demak).

“Terima kasih kepada seluruh lapisan masyarakat yang telah bekerja keras, patuh terhadap prokes, bekerjasama dan bersinergi serta diikuti do'a bersama mencegah penyebaran Covid-19 di Jatim. Di dalamnya termasuk Forkopimda Jatim, TNI- POLRI, Pemkab/Pemko, tenaga kesehatan (nakes), tokoh agama, tokoh masyarakat, akademisi, media, sektor swasta dan seluruh elemen masyarakat di Jatim,” tutur Khofifah.

Mantan Menteri Sosial RI tersebut menjelaskan, jumlah level tersebut diperoleh dari assesmen yang dilakukan Kemenkes RI berdasarkan atas hasil 6 parameter. Yaitu Kasus Konfirmasi, Rawat Inap RS, Kematian, Testing, Tracing dan Treatment, yang dilakukan secara masif dan terukur sehingga menghasilkan predikat memadai.

Dari enam parameter tersebut, Provinsi Jatim semuanya memenuhi standar memadai dari standar WHO maupun Kemenkes RI. Misalnya, kasus konfirmasi berada pada level 1 dengan angka 4,09 per 100 ribu penduduk/minggu. Angka tersebut jauh di bawah standar yang ditetapkan Kemenkes RI yaitu di bawah 20 per 100 ribu penduduk/minggu.

Rawat inap RS berada pada level 1 dengan angka 0,81 per 100 ribu penduduk/minggu di bawah standar Kemenkes RI yaitu <5 per 100 ribu penduduk/minggu.

Tingkat kematian berada pada level 1 mencapai 0,34/100 ribu penduduk/minggu di bawah ketentuan Kemenkes RI yaitu <1/100 ribu penduduk/minggu.

Begitu juga dari segi tracing, testing dan treatment dinilai memadai sesuai hasil assement Kemenkes RI. Untuk testing sendiri, jumlah tes PCR di Jatim sudah sesuai standar WHO (>40.479 test/ minggu).

Berdasarkan data.covid19.go.id per 22 September 2021, seminggu terakhir berada di sekitar angka 160.000 test/minggu. Sehingga positivity rate Jatim kembali mengalami penurunan berada di angka 0,98%. Angka ini memenuhi standart WHO di bawah 5%/ minggu.

Sementara untuk tracing Jatim mencapai 19,25 rasio kontak erat/kasus konfirmasi/minggu. Dengan demikian, tracing ratio Jatim mampu menembus standar Kemenkes RI, dimana Standar Kemenkes RI yaitu 15 kasus ditracing per 1 kasus.

Untuk treatment di Jatim, jika dilihat dari tingkat ketersediaan tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di RS sudah mencapai 8,73%/minggu. Artinya BOR di Jatim ini  sudah berada sangat jauh di bawah standar WHO yaitu di bawah 60%.

“Alhamdulillah tracing ratio Jatim kini sudah melebihi standar Kemenkes, Artinya kini tiap kasus positif yang ditemukan di Jatim telah ditracing dan ditemukan 19 kontak eratnya untuk dites dan diisolasi, sehingga penularan menurun dan positivity rate di bawah 1 yaitu 0,98% per minggu. Begitu juga untuk BOR-nya, mencapai 8,73%/minggu di bawah standar WHO,” jelas gubernur perempuan pertama di Jatim.

Meski demikian, Khofifah terus mengajak seluruh masyarakat untuk tetap memiliki kewaspadaan berganda dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes). Ini penting, karena kedisiplinan terhadap prokes menjadi salah satu kunci untuk melindungi diri kita dan orang di sekeliling kita dari penularan Covid-19.

“Terimakasih atas semua kerja keras, kekompakan dan doa terbaik untuk kita semua. Kita harus tetap waspada karena saat ini beberapa negara tetangga kita sedang berjuang menghadapi gelombang ketiga. Kedisiplinan terhadap prokes dan gotong royong untuk percepatan vaksinasi, insyaAllah mampu mencegah terjadinya gelombang tiga kenaikan Covid-19 di Jawa Timur," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA