CEO Save the Children Indonesia, Selina Patta Sumbung mengatakan, upaya pemerintah melalui subsidi kuota internet dan pembelajaran lewat televisi tidak menjawab sepenuhnya tantangan dan permasalahan pembelajaran jarak jauh.
Menurut dia, hal ini disebabkan terbatasnya ketersediaan materi belajar, terbatasnya kuota internet, tidak mempunyai gawai, bahkan demotivasi karena sulit memahami pekerjaan rumah dan tidak mendapat bimbingan guru.
"Anak-anak Indonesia menghadapi kesulitan dalam belajar daring, motivasi belajar menjadi menurun dan ini bisa berpengaruh pada kemampuan literasi dan numerasi anak,†jelasnya diberitakan
Kantor Berita RMOLJabar, Kamis (9/9).
Pada beberapa wilayah, kata Selina, anak–anak terancam putus sekolah karena anak harus bekerja dan atau menikah dini.
Kondisi ini dikhawatirkan bisa menjadikan anak kehilangan kemampuan dan pengalaman belajar (
learning loss) hingga berdampak pada kurangnya keahlian mereka di saat dewasa (
less-skilled workers) untuk berkompetisi.
“Perlu tindakan sistematis, aman dan inklusif untuk mendukung pemberian akses pembelajaran bagi semua anak sebagai bagian dari pemulihan yang berkelanjutan,†tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: