Begitu yang disampaikan oleh Pendiri dan Ketua Pusat Studi Air Power Indonesia (PSAPI) Marsekal TNI (Purn.) Chappy Hakim ketika menyerahkan sumbangan 1.000 buku dengan tema kedirgantaraan di Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jalan Merdeka Selatan 11, Jakarta Pusat, Senin pagi (9/8).
Penyerahan buku itu diterima langsung oleh Kepala Perpusnas Muh. Syarif Bando pada pukul 10.00 WIB.
Buku-buku kedirgantaraan itu terdiri dari tujuh judul, yaitu "Martabat Ibu Pertiwi di Selat Malaka", "Ruta Penerbangan Pemersatu Bangsa", "Dari Segara ke Angkasa", "Menjaga Ibu Pertiwi dan Bapak Angkasa", "Defence and Aviation", "100 Artikel Chappy Hakim", dan "Dari Capung sampai Hercules".
Enam dari tujuh judul itu merupakan tulisan dari sang Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) periode 2002-2005.
Chappy mengatakan, penyerahan buku itu dilakukan dalam rangka meningkatkan produk literasi dan menyebarkan minat dirgantara, khususnya di kalangan generasi muda.
"Penyebaran minat dirgantara terutama pada generasi muda bangsa sangat diperlukan, mengingat dirgantara adalah masa depan umat manusia," ujar Chappy.
Ia mengatakan, kedirgantaraan, khususnya penerbangan, merupakan bagian utuh dari pemanfaatan wilayah udara dan ruang angkasa.
Bahkan ia mengatakan, kemajuan sebuah negara dalam menyejahterakan rakyatnya dapat diukur dari seberapa besar perhatian dan kemampuan memanfaatkan wilayah udaranya.
Chappy menilai, negara yang cerdas dapat memanfaatkan kemajuan teknologi bagi pengembangan potensi wilayah udara yang dimilikinya. Dengan begitu industri penerbangan kerap dijadikan sebagai parameter dari seberapa majunya sebuah negara.
"Negara dengan industri penerbangan yang maju biasanya adalah sebuah negara yang relatif berpredikat sebagai negara makmur," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: