Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

GKR Mangkubumi Sambangi Kaliurang di Tengah PPKM, Ada Apa?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Kamis, 29 Juli 2021, 15:29 WIB
GKR Mangkubumi Sambangi Kaliurang di Tengah PPKM, Ada Apa?
GKR Mangkubumi mendistribusikan 800 paket sembako bantuan pribadi keluarga Keraton Yogyakarta bagi pelaku industri wisata terdampak pandemi di Kawasan Tlogo Putri, Kaliurang, Sleman, Kamis, (29/7)/Ist
rmol news logo Kawasan wisata Kaliurang, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang selama penerapan Pemberlakukan Kebijakan Pembatasan Masyarakat (PPKM) Darurat sepi, pada hari ini, Kamis (29/7), mendadak "ramai".

Rupanya ada Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi yang datang ke kawasan tersebut. Tentu bukan untuk menciptakan kerumunan. Karena GKR Mangkubumi datang untuk mendengar langsung keluhan para pelaku pariwisata yang sangat terdampak oleh kebijakan PPKM.

Utamanya dari para pedagang, asosiasi hotel, dan pelaku jasa wisata di Kaliurang.

Bersama putri keraton lainnya, GKR Mangkubumi telah menginisiasi Gerakan Kemanusiaan Republik (GKR) Indonesia untuk merespons dampak sosial akibat pandemi Covid-19.

Tidak hanya sebatas mendengar keluh kesah warganya, ia juga menyalurkan paket bantuan logistik untuk 800 pelaku jasa wisata di kawasan Telaga Putri, Kaliurang, Sleman, Yogyakarta.

Meski mengaku hanya menyambung tali silaturahmi dengan masyarakat di daerah itu, kehadiran GKR Mangkubumi yang mewakili kerabat Keraton Yogyakarta itu sedikitnya mampu membesarkan hati masyarakat Kaliurang.

Apalagi, pariwisata adalah industri andalan masyarakat Yogya. Dan salah satu yang selalu menjadi titik kunjung wisatawan adalah wilayah Kaliurang dan sekitarnya.

"Jogja itu mayoritas bergantung pada sektor wisata, jadi 80 persen terdampak, kadang sampai bingung mana dulu yang mau ditangani. Tapi saya harap bapak ibu semua tetap bersabar dan selalu berdoa, semoga semua ini cepat berlalu," terang GKR Mangkubumi, melalui keterangannya, Kamis (29/7).

Sejak pandemi Covid-19 merebak, kondisi pariwisata di Kaliurang memang dapat dikatakan lumpuh. Saat kunjungan GKR Mangkubumi, deretan lapak pedagang di kawasan wisata Tlogoputri tak satupun yang buka.

"Warga kami khususnya yang berada di wilayah Kaliurang sudah menjerit akibat pandemi (Covid-19) yang belum jelas kapan selesainya," kata Lurah Hargobinangun, Pakem, Sleman, Amin Sarjito.

Amin menjelaskan, lebih dari 80 persen warganya yang tinggal di wilayah Kaliurang menggantungkan hidupnya pada sektor pariwisata. Untuk itu, dirinya meminta pihak terkait untuk segera memberikan solusi atas masalah perekonomian yang dialami warganya tersebut.

"Kami mohon, kepada pihak terkait, baik pemerintah kabupaten, provinsi maupun pusat, segera memberikan solusi. Njenengan lihat sendiri kan, situasi Kaliurang sekarang sepi nyenyet seperti ini. Warga kami benar-benar kolaps," tambahnya.

Senada, Dukuh Kaliurang Timur, Anggara Daniawan menambahkan, jika pariwisata di Kaliurang tidak segera dipulihkan, dia khawatir efek berantai secara ekonomi maupun sosial bakal terjadi.

"Pandemi Covid-19 sudah membuat kondisi pariwisata Kaliurang sangat terpuruk. Hal tersebut lalu diperparah dengan adanya PPKM sekarang ini diberlakukan," keluh Anggara.

Dari data yang dimilikinya, Anggara menjelaskan, saat ini ada hampir 1.000 pelaku wisata di Kaliurang yang terdampak langsung. Terdiri dari 303 hotel dan penginapan, 400 pengemudi jip wisata, 74 pedagang jadah tempe, serta 208 warung kecil serta pengrajin cinderamata.

Sementara itu, seorang penjual jadah tempe yang menerima bantuan, Rismulyono, langsung memanfaatkan kesempatan tersebut untuk meminta bantuan modal guna memulai lagi usaha usai PPKM Darurat berakhir.

"Tabungan kami sudah habis untuk bertahan hidup selama pandemi dan PPKM, Gusti Ratu. Untuk itu tolonglah kami para pengrajin jadah tempe untuk mendapatkan modal guna memulai lagi usaha setelah PPKM," kata Rismulyono.

Selain Rismulyono, mewakili para pengemudi jip wisata, Riswanto, juga berharap PPKM segera diakhiri. Pasalnya, menurut Riswanto, beberapa rekannya terpaksa banting setir menjadi tukang batu dan beberapa profesi lainnya demi menyambung hidup.

"Tolong kami Ibu Ratu, biar bagaimanapun kami tidak ingin kehilangan penghasilan dari jip wisata," keluh Rismulyono.

Sedangkan salah satu pemilik warung makan di kawasan Tlogo Putri, Ganis Ristanto, berharap PPKM Darurat segera diakhiri. Menurut Ganis, dirinya merasa ketakutan setiap kali ada patroli aparat keamanan maupun Satpol PP menghampiri tempat usahanya.

"Kami sudah berusaha, Gusti Ratu, bagaimana caranya protokol kesehatan bisa dijalankan di sini. Salah satunya dengan membuat jarak antarmeja makan. Tapi masih saja dioprak-oprak waktu dihampiri patroli. Saya bingung, saya harus terus menggaji karyawan, sedang bila harus memberhentikan mereka (karyawan) saya enggak tega," tuturnya.

Menanggapi berbagai keluh kesah dan harapan perwakilan pelaku wisata dan masyarakat Kaliurang tersebut, GKR Mangkubumi menyatakan agar masyarakat tidak menyerah.

Selain itu, putri sulung Sri Sultan HB X juga meminta para pelaku wisata khususnya para pengrajin jadah tempe dan cinderamata untuk mengoptimalkan teknologi informasi guna memasarkan produknya.

Mangkubumi mengajak para pelaku usaha jasa wisata, terutama pedagang untuk melirik cara dan pasar baru, memanfaatkan teknologi.

"Karena pandemi ini memaksa kita mengubah cara dan perilaku hidup, secara mendadak pula. Jadi kita yang harus pandai-pandai menyesuaikan," tandasnya.

Menutup kunjungannya, GKR Mangkubumi menyebut, pemberian bantuan akan dilanjutkan ke titik-titik lain semaksimal mungkin. Pasalnya, bantuan tersebut merupakan bentuk inisiatif keluarga keraton. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA