Aksi kekerasan terhadap wartawan ini pun dikecam Ketua PWI Sumut Hermansjah.
Hal ini menurutnya menjadi sangat ironis, karena diduga berkaitan dengan pemberitaan soal perjudian yang selama ini sering dilakukan oleh korban.
"Negara menjamin kemerdekaan pers dan melindungi profesi wartawan sebagaimana UU nomor 40 tahun 1999. Namun kita melihat masih banyak kekerasan kepada wartawan," katanya, dikutip
Kantor Berita RMOLSumut, Senin (26/7).
Secara khusus, Hermansjah mendesak pihak kepolisian untuk mengusut tuntas pelaku penyiraman air keras terhadap wartawan. Pun membongkar motif di balik aksi tersebut.
"Kita mendesak agar dalang di balik tindakan kekerasan itu juga dapat diungkap," tegasnya.
Secara khusus PWI Sumut, dikatakan Hermansjah, akan melakukan pendampingan hukum terhadap korban. Ia juga berharap, hal ini tetap menjadi perhatian bagi wartawan lain agar tetap memperhatikan aspek keselamatan dalam melakukan tugas jurnalistik.
"Wartawan juga harus tetap memedomani Kode Etik Jurnalisitik (KEJ) atau Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI) bagi yang non-PWI. Karena tuntunan KEJ sebagai salah satu ciri wartawan profesional dalam menjalankan tugasnya di lapangan," pungkasnya.
Aksi kekerasan kembali dialami seorang wartawan. Peristiwa penganiayaan terhadap wartawan ini terjadi pada Minggu malam (25/7) sekitar pukul 22.00 WIB.
Seorang Pemimpin Redaksi (Pemred) media online di Medan disiram air keras hingga mengalami luka serius. Saat ini korban menjalani perawatan di RSUP H Adam Malik Medan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Kekerasan terhadap wartawan di wilayah Sumatera Utara kembali terjadi. Kali ini menimpan wartawan salah satu media online di Kota Medan, Persada Sembiring. 
BERITA TERKAIT: