Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Hari Keenam PPKM Darurat, Mobilitas Warga Jabar Turun 20 Persen

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Jumat, 09 Juli 2021, 14:43 WIB
Hari Keenam PPKM Darurat, Mobilitas Warga Jabar Turun 20 Persen
Ilustrasi penyekatan di masa PPKM Darurat/Net
rmol news logo Tingkat mobilitas masyarakat di Jabar saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat disebut mengalami penurunan.

Dikatakan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, pergerakan masyarakat berkurang 20 persen dari sebelum PPKM Darurat diterapkan.

"Sudah jauh lebih baik daripada dua hari pertama. Tingkat mobilitas kita tekan. Per hari ini, sudah di atas 20 persen. Awal-awal PPKM Darurat masih di bawah 20 persen," ucap Emil, sapaan akrabnya, di Kantor PT Migas Hulu Jabar, Kota Bandung, Jumat (9/7).

Selain itu, Emil mengatakan, kedisiplinan masyarakat untuk menaati aturan dan mengurangi mobilitas selama PPKM Darurat terus meningkat.

“Kemudian juga tingkat partisipasi masyarakat untuk menahan diri tidak melakukan pergerakan sudah lebih baik,” tambahnya, dikutip Kantor Berita RMOLJabar.

Selama pelaksanaan PPKM Darurat, Emil pun mendorong petugas gabungan untuk intens melakukan pengawasan dan penindakan terkait penerapan protokol kesehatan (prokes) 5M dan aturan PPKM Darurat. Ia mengingatkan, seluruh pengawasan dan penindakan harus dilakukan secara humanis.

“Dan yang paling vital denda-denda razia yang saya ingatkan tetap manusiawi. Tapi juga ada ketegasan dan dikomunikasikan dengan baik,” katanya.

“Salah satunya Pak Kajati sudah memfasilitasi tipiring yang dilakukan di tempat kira-kira begitu. Tetap mengedepankan kemanusiaan. Jadi apabila ada dinamika, kita akan tetap perbaiki agar semua paham tidak perlu ada denda kalau kita taat mengikuti aturannya,” tambahnya.

Tak hanya itu, Emil juga melaporkan bahwa tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 perlahan menurun. Hal itu karena rumah sakit mulai menambah kapasitas tempat tidur bagi pasien Covid-19, dari 40 persen menjadi 60 persen dari total kapasitas.

"Kemarin BOR (Bed Occupancy Rate) sudah turun. Itu dikarenakan instruksi dari kami agar tempat tidur untuk Covid-19 dinaikan ke 60 persen, yang tadinya hanya 40 persen di Bandung. Jadi tempat tidur itu ada 54 ribu secara umum, 60 persennya minggu-minggu ini dikonversi untuk pasien Covid-19," tuturnya.

Guna menekan keterisian rumah sakit, lajut Emil, ruang isolasi terpusat di level desa dan pusat pemulihan bagi pasien Covid-19 yang akan sembuh setelah mendapat perawatan di rumah sakit akan terus diperkuat.

“Kemudian juga peningkatan kapasitas di ruang isolasi di desa, pusat pemulihan di akhir terus kita tingkatkan,” tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA