Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Cegah Nakes Bertumbangan, RSUD Ujungberung Tutup Sementara IGD Khusus Covid-19

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Sabtu, 03 Juli 2021, 23:55 WIB
Cegah Nakes Bertumbangan, RSUD Ujungberung Tutup Sementara IGD Khusus Covid-19
Kepala Bidang pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Yorisa Sativa/Ist
rmol news logo RSUD Ujungberung menutup sementara layanan IGD khusus Covid-19 akibat keterbatasan jumlah tenaga kesehatan dan tingginya Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur.

Pembatasan layanan sementara waktu di RSUD Ujungberung ini hanya berlaku untuk penanganan pasien Covid-19.

Kepala Bidang pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Yorisa Sativa mengatakan, langkah tersebut diambil sebagai upaya mengendalikan penyebaran dan menjaga sistem kesehatan agar tidak sampai tumbang.

“Pelayanan di RS tidak menutup semua tetapi hanya membatasi pelayanan untuk melindungi pasien dan petugas,” ucap Yorisa, Jumat (2/7), dikutip Kantor Berita RMOLJabar.

Saat ini, ungkap Yorisa, Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga kesehatan tak luput dari paparan Covid-19.

“Tenaga Kesehatan pun jumlahnya saat ini menjadi terbatas karena banyak yang terpapar Covid-19,” imbuhnya.

Ia tak memungkiri jika kasus Covid-19 di Kota Bandung meningkat tajam. Akibatnya, BOR di Kota Bandung per 2 Juli 2021 berada di angka 90,93 persen.

Dari jumlah tersebut, jelas Yorisa, setengahnya diisi pasien Covid-19 dari luar Kota Bandung.

“Saat ini pelayanan Covid-19 memang sedang meningkat. Itu terkait juga dengan tingginya keterisian tempat tidur perawatan di 29 RS rujukan Covid-19 di Kota Bandung,” ungkapnya.

Yorisa menambahkan, pelayanan IGD khusus Covid-19 di RSUD Ujungberung akan dibuka kembali apabila kondisi pasien sudah menurun dan SDM tenaga kesehatan kembali bertambah.

“Bila situasi berangsur mereda pelayanan akan normal kembali,” jelasnya.

Yorisa juga memastikan untuk pelayanan pasien non-Covid-19 tetap seperti biasa. Terlebih menyangkut kegawatdaruratan yang memerlukan penanganan medis secepatnya.

“Karena yang hectic-nya adalah pelayanan Covid-19. Seperti ruangan, kebutuhan ventilator dan lain-lain. Non-covid tetap harus terlayani. Apalagi gawat darurat,” tuturnya.

Di tengah suasana pandemi ini, Yorisa mengimbau kepada masyarakat untuk memanfaatkan teknologi informasi guna mengakses pelayanan secara daring.

“Pasien bisa mengakses pelayanan online di setiap faskes baik puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan edukasi pelayanan kesehatan,” demikian Yorisa. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA