"Selama penyelenggaraan festival jazz itu tentu akan memberikan dampak langsung perputaran roda ekonomi daerah yang akan terdongkrak naik," ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno dalam peluncuran Makassar Jazz Festival di kawasan CPI, Kota Makassar, Sulawesi Selatan pada Kamis (17/6).
Biasanya, festival yang dikenal dengan nama Makassae Jazz Festival itu diselenggarakan komplek benteng Fort Rotterdam. Tetapi kali ini penyelenggaraannya digelar di atas kapal Phinisi. Panggung ini akan memberi sensasi unik dan berbeda dengan memadukan genre musik dunia dengan kearifan lokal berupa warisan budaya.
Kapal Phinisi adalah kapal tradisional terbesar di Indonesia. Kapal ini dibuat suku Konjo yang merupakan bagian dari sub-etnis Makassar yang sebagian besar penduduk di Kabupaten Bulukumba. Keunikan seni rancang bangun dan teknologi tradisional kapal Phinisi membuat Unesco menetapkan sebagai Karya Agung Warisan Manusia pada 7 Desember 2017 lalu.
Pagelaran Makassar Jazz Festival di atas kapal Phinisi sekaligus untuk mengangkat citra kapal Phinisi yang tak semata sebagai alat transportasi laut saja tetapi bisa menjadi venue pertunjukan musik berskala Internasional.
"Phinisi sebagai warisan budaya sudah diakui Unesco, ini menjadi kebanggaan kita bersama. Di atas kapal tradisional raksasa ini akan diselenggarakan festival jazz dunia. Dua kekuatan dunia bersatu. Ini menjadi momentum besar yang harus ditangkap oleh industri pariwisata kita," kata Sandiaga.
Menparekraf meyakini Makassar Jazz Festival akan membuka peluang ekonomi dengan hadirnya pihak-pihak yang terkait langsung maupun tidak langsung, seperti sponsor, artis dan musisi, serta para penonton. Kehadiran mereka dalam jumlah yang cukup besar akan membuka lapangan kerja nonformal, menaikkan tingkat hunian hotel, meningkatkan pemintaan kuliner.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: