Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Di Mata Khofifah, Bung Karno Spirit Jatim Bangun Kedaulatan Pangan Indonesia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/angga-ulung-tranggana-1'>ANGGA ULUNG TRANGGANA</a>
LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA
  • Senin, 07 Juni 2021, 03:30 WIB
Di Mata Khofifah, Bung Karno Spirit Jatim Bangun Kedaulatan Pangan Indonesia
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa/Ist
rmol news logo Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memaknai hari kelahiran Soekarno dengan keteladanan menguatkan sektor pertanian Di Jawa Timur.

Bung Karno lahir tepat 120 tahun silam yakni pada tanggal 6 Juni 1901.

Khofifah menyebutkan, banyak pemikiran, langkah maupun tindakan politik yang dapat menjadi teladan bagi masyarakat Indonesia dari kiprah seorang Bung Karno.

Salah satu yang menjadi bukti kecintaan Bung Karno terhadap rakyat Indonesia adalah perhatiannya terhadap nasib petani Indonesia yakni kaum Marhaen serta penguatan sektor pertanian sebagai ujung tombak ketahanan pangan Indonesia.

Dalam pemikiran Bung Karno, langkah negara untuk memuliakan kaum petani, kaum Marhaen dan menjadikan sektor pertanian sebagai bagian penting dari strategi pembangunan semesta berencana adalah langkah utama untuk menerapkan praktik ekonomi berdikari.

"120 tahun lalu telah lahir pendiri republik, proklamator kita, bapak kita Ir Soekarno. Presiden yang kecintaannya kepada tanah air Republik Indonesia salah satunya beliau wujudkan pada komitmen atas ketahanan pangan, perhatian terhadap kesejahteraan petani sebagai rangkaian dari perwujudan program ekonomi berdikari," tegasnya.

Di mata Khofifah, Bung Karno telah melakukan  berbagai hal untuk mendorong ketahanan pangan rakyat Indonesia.

Selain kebijakan dan regulasi, Khofifah melihat Soekarno juga melakukan riset mendalam dengan mengumpulkan resep-resep masakan Indonesia lebih dari 1000 masakan yang kemudian beliau bukukan dengan judul Mustika Rasa Indonesia.

Di dalam karya tersebut termuat berbagai macam bentuk bahan makanan mulai dari yang berbahan beras, ubi-ubian, sagu dan lain sebagainya untuk menunjukkan bahwa Bhineka Tunggal Ika kesatuan dalam keragaman juga termanifestasi dalam keragaman masakan Indonesia.

Buku ini diterbitkan pada tahun 1964 dan kemudian diterbitkan ulang pada tahun 1967.

Dalam pengamatan Khofifah, Soekarno juga mengekspresikan perhatian pada pertanian dalam bidang seni.

Tercatat, komitemen ketahanan pangan Bung Karno dimunculkan dalam lagu ciptaan Bapak, Bersuka Ria.

Khofifah kemudian mengutip lirik lagu tersebut yakni: Siapa bilang Bapak dari Blitar, Bapak kita dari Prambanan, siapa bilang Rakyat kita lapar Indonesia banyak makanan!

Sebagai Provinsi tempat Bung Karno bersemayam, Khofifah mengaku pihaknya akan terus berbenah meneruskan perjuangan Sang Proklamator.

"Berjuang untuk meneruskan dan mengawal komitmen terhadap ketahanan dan kedaulatan  pangan, nasib kaum petani dan marhaen, sebagai bagian penting dari kemandirian ekonomi Indonesia," demikian kata mantan Mensos era Presiden Jokowi ini.

Ditegaskan Khofifah, saat Provinsi Jawa Timur membuktikan dengan menduduki peringat pertama penghasil padi terbesar di Indonesia dengan total 9.944.538 ton GKG atau setara 5.712.597 ton beras.

Dijelaskan Khofifah, Badan Pusat Statistik (BPS) juga menyebutkan bahwa Jatim menduduki peringkat pertama dengan luas panen 1.754.380 ha menghasilkan padi 9.944.538 ton GKG atau setara 5.712.597 ton beras.

"Alhamdulillah, ini membuktikan bahwa program yang dijalankan ke semua kelompok tani mampu untuk terus meningkatkan produksi padi sesuai sasaran,” kata Gubernur Khofifah.

Provinsi Jawa Timur berhasil menggeser Jawa Tengah yang sebelumnya peringkat satu. Provinsi Jawa Tengah, dengan luas panen 1.666.931 ha menghasilkan padi 9.489.165 ton GKG atau setara 5.428.721 ton beras.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA