Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Prasetio Edi Marsudi: Jaga Spirit Bung Karno Dengan Gotong Royong

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-alfian-1'>AHMAD ALFIAN</a>
LAPORAN: AHMAD ALFIAN
  • Senin, 07 Juni 2021, 01:02 WIB
Prasetio Edi Marsudi: Jaga Spirit Bung Karno Dengan Gotong Royong
Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi/RMOLJakarta
rmol news logo Bulan Juni disebut juga sebagai bulan Bung Karno. Pada bulan ini, sang Proklamator itu dilahirkan dan juga tutup usia.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi melalui akun instagram resminya mengungkapkan Bung Karno lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya.

"Selamat memperingati Hari Lahir Bapak Bangsa Indonesia, Bapak Presiden pertama Republik Indonesia Dr. Ir. H. Soekarno yang ke 120 Tahun," kata Prasetio seperti diberitakan Kantor Berita RMOLJakarta, Minggu (6/6).

Politisi PDI Perjuangan itu membeberkan, Soekarno awalnya diberi nama Koesno Sosrodihardjo. Namun dikarenakan sering sakit, namanya pun diganti menjadi Soekarno.

Di kemudian hari ketika menjadi presiden, ejaan nama Soekarno diganti olehnya sendiri menjadi Soekarno karena menurutnya nama tersebut menggunakan ejaan penjajah (Belanda).

Ia tetap menggunakan nama Soekarno dalam tanda tangannya karena tanda tangan tersebut adalah tanda tangan yang tercantum dalam Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang tidak boleh diubah.

Selain itu tidak mudah untuk mengubah tanda tangan setelah berumur 50 tahun. Hingga saat ini sebutan akrab untuk Soekarno adalah Bung Karno.

Menurut Prasetio, Soekarno adalah seorang tokoh perjuangan yang memainkan peranan penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda.

Soekarno adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia bersama dengan Mohammad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945.

Soekarno juga yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan ia sendiri yang menamainya.

"Dr. Ir. H. Soekarno adalah seorang nasionalis, beliau sangat mengedepankan kebudayaan nasional," lanjut Prasetio.

Kebudayaan dijadikan alat perjuangan, benteng untuk menahan kolonialisme dan imperialisme serta dijadikan alat pemersatu bangsa.

"Beliau berpesan kepada kita semua untuk terus bersatu padu membangun negeri ini," tegas Prasetio.

"Maka dari itu mari bersama-sama kita selalu jaga spirit bapak bangsa Indonesia dengan bersatu padu, bersatu saling membantu dan gotong royong untuk persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA