Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Beras Program BPNT Di Lamongan Tidak Layak Konsumsi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Minggu, 06 Juni 2021, 01:33 WIB
Beras Program BPNT Di Lamongan Tidak Layak Konsumsi
Beras bantuan BPNT yang diterima warga miskin di Lamongan kualitasnya sangat buruk/Net
rmol news logo Beras Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang diterima warga miskin di Lamongan, Jawa Timur tidak layak konsumsi. Beras bantuan progam dari Kemensos ini dipenuhi ulat dan kutu hingga menimbulkan bau tak sedap.

Salah seorang penerima bantuan, Siti menuturkan, beras yang diterimanya merupakan kualitas rendah dan bila dimasak cepat basi. Meski demikian, ia tetap memasaknya lantaran tak punya pilihan lain.

"Tidak layak mas, jelek sekali berasnya. Baunya apek dan berasnya sering ada kutunya. Jika dimakan nasinya kaya karak dan pernah aku buang karena sudah basi," ungkapnya kepada Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (5/6).

"Supaya baunya enggak terlalu enak, beras itu saya campur dengan beras yang saya beli dari toko. Kalau beras itu dimasak dengan tidak dicampuri beras yang bagus tidak enak rasa dan baunya," keluhnya.

Lebih jauh Siti menjelaskan, pada awal ia memperoleh jatah beras BPNT, beras tersebut dalam keadaan bagus dan layak untuk dikonsumsi. Namun sejak beberapa bulan terakhir, ia sudah tidak lagi menerima beras yang baik.

"Awalnya berasnya bagus, tidak mesti berasnya jelek terus, kadang juga bagus. Tapi beberapa bulan terakhir ini berasnya jelek terus dan kita juga mau protes enggak berani, alasannya nanti malah enggak dapat jatah beras setiap bulannya. Malah susah saya," tutur Siti.

Dalam satu paket bantuan tersebut, Siti biasanya menerima 14 butir telur ayam, kacang, dan buah. Terkadang buah yang dibagikan kepadanya sudah dalam kondisi busuk dan terpaksa ia buang.

"Tidak mesti Mas, kadang dapat kentang, buah pir tiga biji dan juga kentang, dan buahnya sering saya terima sudah dalam keadaan membusuk. Kalau busuk ya tak buang," terangnya.

Hal serupa juga diungkapkan Ngatiah. Perempuan berusia 60 tahun ini mengatakan, ia kerap menjual beras bantuan BPNT yang diterimanya karena tidak layak dikonsumsi. Hasil penjualan beras BPNT tersebut kemudian dibelikan beras yang lebih bagus.

"Tak jual mas, terus saya belikan beras baru lagi. Kalau enggak gitu beras ini saya tukarkan ke toko sembako dengan kebutuhan pokok lainnya," tandasnya.

Keluhan terhadap rendahnya kualitas beras bantuan BPNT ini terjadi di beberapa kecamatan di Lamongan. Di antaranya di Babat dan Maduran.
Buruknya kualitas beras bantuan BPNT juga dikeluhkan oleh Keluarga Penerima Manfaat (KPM) asal Desa Kebalan Kulon, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA