Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Peringati Hari Lahir Pancasila Di Titik Nol Kilometer Indonesia, AM Putut Prabantoro: Keberagaman Dan Persatuan Harus Diwariskan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Selasa, 01 Juni 2021, 01:53 WIB
Peringati Hari Lahir Pancasila Di Titik Nol Kilometer Indonesia, AM Putut Prabantoro: Keberagaman Dan Persatuan Harus Diwariskan
Editor buku Masyarakat Pancasila yang juga merupakan Alumnus Lemhannas PPSA XXI, AM Putut Prabantoro, saat memberikan buku karya eks Gubernur Lemhannas, Letjen TNI (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo, di Titik Nol Kilometer Indonesia Bagian Timur, Sota, Merauke, Senin, 31 Mei/Repro
rmol news logo Momen peringatan hari kelahiran Pancasila pada hari ini dijadikan sarana memperkuat nilai luhur kebangsaan oleh editor buku Masyarakat Pancasila, AM Putut Prabantoro, yang juga merupakan Alumnus Lemhannas PPSA XXI.

Putut membagikan buku tersebut yang merupakan karya terakhir sesepuh TNI sekaligus mantan Gubernur Lemhannas, Letjen TNI (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo, kepada masyarakat untuk memperingati hari kelahiran Pancasila ini.

Pembagian buku tersebut dimulai dari Titik Nol Kilometer Indonesia Bagian Timur, Sota, Merauke. Secara simbolis, Putut membagikannya kepada para prajurit TNI disegala tingkatan dan termasuk kepada kepala suku di desa-desa.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Putut menyebut Pancasila sebagai takdir Bangsa Indonesia yang menjadi anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Sehingga, dia memandang pengamalan nilai-nilai Pancasila merupakan kewajiban bagi setiap warga negara Indonesia untuk dipelihara, agar tidak hancur dan justru terus menjaga nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya supaya senantiasa dihidupi oleh setiap generasi.

Sebagai permisalan dari pengkhidmatan kepada Pancasila, dijabarkan Putut, adalah ibarat bayi yang tidak bisa menentukan pilihan siapa orang tuanya, kaya atau miskin, dari suku mana, tempat kelahiran, kapan dilahirkan dan siapa saja saudaranya.

"Seyogyanya, apa yang diterima sejak lahir, kita terima dengan penuh syukur. Itu adalah modal kehidupan kita hingga kelak kita harus berpulang," ujar Putut.

Karena itu, Putut berprinsip bahwa Pancasila harus dipelihara dengan baik oleh sleuruh masyarakat Indonesia. Karena menurutnya, ini adalah modal kehidupan, kekuatan, serta anugerah yang tidak bisa direnggut.

"Toleransi, gotong royong, keberagaman, persatuan sebagai nilai luhur juga harus kita wariskan sebagai nilai-nilai yang abadi,” ungkap Ketua Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa) ini.

Lebih lanjut, Putut menjelaskan buku Masyarakat Pancasila yang ditulis Letjen TNI (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo ini pertama kali diluncurkan pada acara Buka Tahun Baru Bersama Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia pada Januri 2019, di Gedung Dwi Warna Lemhannas, dan diamanatkan untuk disebarkan ke seluruh Indonesia.

"Pesan utama buku ini adalah dengan segala modal dan kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia, pada tahun 2045 yakni 100 tahun kemerdekaan Indonesia akan terwujud Indonesia Raya," paparnya.

Sebagai tindak lanjut dari amanat yang ditinggalkan di dalam buku tersebut oleh penulisnya, pada 19 Januari 2021 buku Masyarakat Pancasila dibawa keliling Indonesia, yang diawali dari Titik Nol Kilometer Indonesia di Sabang, Pulau We, Aceh.

Kemudian pada 18 Maret 2021, buku tersebut diserahkan kepada para siswa Pendidikan Singkat Dinas Pendek Penerbang (PSDP) di Komplek AKMIL, Lembah Bukit Tidar, yang disebut sebagai Patok Pulau Jawa.

Buku itu juga diserahkan kepada perwakilan siswa Sekolah Perwira Prajurit Karir (SEKPA PK TNI) Kodiklat TNI, di Lapangan Tembak AKMIL yang terletak di Desa Plempungan, Borobudur, Magelang.

Terkait dengan penyerahan di Titik Nol Kilometer Indonesia, Sota, Merauke, Putut Prabantoro menjelaskan, dirinya ingin menggunakan momentum peringatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni dengan menyerahkan buku tersebut agar isi lagu dari “Sabang Sampai Merauke” tergenapi.

"Dari Merauke, buku Masyarakat Pancasila rencananya akan dibawa ke beberapa titik yang sudah direncanakan di seluruh Indonesia," tambahnya.

Dalam pernyataan singkatnya, Kasrem 174/ARW Kolonel Arh Hamim Tohari mengatakan, masyarakat Merauke sangat paham dengan kehidupan ber-Pancasila.

"Dengan wilayah yang begitu luas, masyarakatnya hidup dengan damai, saling bergotong royong dan menjunjung tinggi toleransi. Dan diharapkan kehidupan seperti ini akan terus berlanjut terutama toleransi hidup bermasyarakat di antara suku-suku yang ada di Wilayah Merauke," demikian Letjen TNI (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo menambahkan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA