Toh menurut Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, meskipun bertemu keluarga atau kerabat dilaksanakan secara virtual, tidak akan mengurangi makna silaturahmi saat merayakan Lebaran.
"Silaturahmi dapat bermakna ketersambungan hubungan, relasi dan komunikasi. Ini tentu tidak semata bermakna fisik. Sehingga mestinya tidak ada makna yang hilang dari silaturahmi virtual," jelas Menag Yaqut, Kamis (13/5).
Menag menambahkan, spirit dari silaturahmi secara fisik dan virtual adalah sama. Yakni saling membuka diri meminta dan memberi maaf, dan mempererat hubungan persudaraan.
"Mungkin ada suasana kehangatan yang berkurang. Misalnya kalau bertemu fisik bisa sambil guyon ditemani kopi dan teh, sementara ini masih berjauhan karena virtual," imbuhnya.
Kondisi pandemi Covid-19 ini mengingatkan semua umat, bahwa menyelamatkan nyawa sesama adalah prioritas utama. Bahkan saat pandemi, ibadah secara berjamaah pun disesuaikan agar upaya penyelamatan nyawa dapat terlaksana.
"Pandemi Covid-19 telah mempertajam pemahaman kita bahwa salah satu inti ajaran agama adalah menjaga nilai-nilai kemanusiaan," tutup Yaqut.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: