Buku yang diberi judul Darma Kadarman: Rintisan, Pendidikan, Kaderisasi itu diulas sekaligus dibedah oleh Yayasan Bhumiksara secara daring, Sabtu (8/5).
St. Sularto selaku penulis utama menjelaskan, Romo Kadarman yang berkarya selama 40 tahun sejak 1956 di Indonesia telah memberikan berbagai peninggalan dalam kepemimpinan transformatif yang berintegritas.
Misalkan saja, kata Sularto dasar spiritualitas diimplementasikan Romo Kadarman dalam berbagai karya layanan sebagai Direktur LPPM yang kini telah berkembang menjadi Sekolah Tinggi Majajemen PPM, Rektor IKIP Sanata Dharma, Sekretaris Eksekutif Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK), perintis Yayasan Bhumiksara, serta karya lain yang sangat sarat dengan rintisan, pendidikan, dan kaderisasi.
“Romo Kadarman dikenang sebagai pribadi yang memberikan teladan kepemimpinan transformatif, yaitu pemimpin yang mampu membuahkan pilihan-pilihan dan tindakan kreatif yang mendorong terjadinya transformasi sosial,†ujar Sularto yang juga anggota Badan Pembina Yayasan Bhumiksara.
Benedictus Hari Juliawan SJ, salah satu narasumber dalam bedah buku itu mengungkap, inspirasi Romo Kadarman dalam melakukan kaderisasi kepemimpinan terinspirasi dari tokoh rohani bernama Ignatius Loyola yang mendirikan ordo Serikat Jesus (SJ). Ignatius Loyola bertransformasi melalui proses permenungan panjang dan dibangun bertahun-tahun. Melalui berbagai latihan rohani, ia tidak hanya menjadi pemimpin, namun juga menciptakan pemimpin-pemimpin baru.
Romo Beni yang menjabat sebagai Provinsial SJ Indonesia juga menyampaikan bahwa dinamika Romo Kadarman mendirikan lembaga-lembaga kaderisasi seperti Yayasan Bhumiksara mendorong lahirnya pemimpin-pemimpin masyarakat yang diharapkan dapat mengubah bangsa ini menuju masa depan yang lebih baik.
“Cita-cita Romo Kadarman patut dirawat oleh generasi mendatang, sekaligus pribadi yang peduli pada kelompok masyarakat miskin dan marginal. Semoga akan lahir pemimpin-pemimpin masyarakat seperti yang ia cita-citakan,â€ujarnya mengharapkan.
Sementara itu, Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid yang turut hadir sebagai pembicara mengakui terinspirasi, dengan karya Romo Kadarman dalam mencetak pemimpin-pemimpin baru.
Menurutnya, meski belum pernah bertemu langsung, Romo Kadarman dinilainya sebagai seorang pribadi yang penuh integritas dalam membangun konsistensi. Melalui integritas dan konsistensi itulah meskipun Romo Kadarman sudah tiada, namun berbagai organisasi yang dirintisnya dapat terus memberikan kontribusi dan mendapat kepercayaan dari masyarakat.
“Melalui berbagai lembaga yang dirintis, Romo Kadarman berharap dapat terwujud reputasi yang memberikan kontribusi pada transformasi sosial,†ujar Alissa.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.