"Penanganan isu perubahan iklim bukanlah sesuatu yang mudah, apalagi di saat seluruh negara di dunia lebih fokus pada penanganan pandemi Covid-19," ujar Sri Mulyani dalam akun Instagramnya yang ia tulis ada Rabu (5/5) malam.
Menambahkan bahwa Indonesia berupaya tetap fokus terhadap dua isu penting itu.
Ketika pandemi membuat banyak orang kehilangan pekerjaan, Indonesia telah mendesain kebijakan bantuan berupa pembukaan lapangan kerja, pengelolaan hutan mangrove, dan pelestarian hutan.
Indonesia juga menunjukkan keseriusan dalam menangani dampak perubahan iklim ini dengan mengalokasikan 4,1 persen anggaran untuk aksi isu perubahan iklim, katanya, mengutip hasil pertemuannya dalam webinar 'Raising The Bar on Climate Ambition: Road to Cop 26, yang berlangsung pada Selasa (4/5) dalam rangkaian Sidang Tahunan Asian Development Bank ke-54.
Untuk mendukung upaya mengatasi perubahan iklim Sri Mulyani mendukung penuh terselenggaranya '2021 United Nations Climate Change Conference' yang akan berlangsung pada Nopember 2021
"Sebagai Co-Chair pada Coalition of Finance Ministers for Climate Action, saya mendorong agar pertemuan the 2021 United Nations Climate Change Conference, atau dikenal dengan sebutan COP26, dapat membangun pemahaman serta tanggung jawab bersama yang lebih kuat dan lebih baik antara negara maju dengan negara berkembang untuk mencapai hasil nyata yang lebih efektif dalam mengatasi isu perubahan iklim ini," kata Sri Mulyani.
Ia optimis, dengan kerja sama yang kuat serta adanya dukungan dari ADB, negara-negara anggota dapat mendesain kebijakan pemulihan ekonomi akibat pandemi bersamaan dengan penanganan isu perubahan iklim dengan lebih kredibel dan akuntabel!
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.